Bertemu Menteri Ekonomi Meksiko, Mendag Lirik Potensi Impor Garam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia membuka peluang menjalin kerja sama perdagangan dengan Meksiko, termasuk di sektor garam. 

Rencana ini mencuat setelah adanya pertemuan antara Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso dan Menteri Ekonomi Meksiko, Marcelo Luis Ebrard Casaubon dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Korea Selatan.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan, Ni Made Kusuma Dewi, menjelaskan bahwa pembahasan tersebut masih berada di tahap awal dan belum ada keputusan resmi mengenai impor garam dari Meksiko.


“Pembahasan bilateral kemarin itu masih sangat early stage. Artinya kita baru menjajaki kemungkinan kerja sama. Indonesia diminta untuk mengajukan proposal, begitu juga Meksiko. Apakah nanti akan ada impor atau tidak, itu belum terlihat karena masih sangat awal,” ujar Dewi saat dihubungi Kontan, Jumat (31/10/2025).

Baca Juga: PUPR Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Ponpes Lirboyo Kediri

Menurutnya, pertemuan tersebut merupakan langkah awal untuk membangun hubungan dagang bilateral antara Indonesia dan Meksiko.

Pasalnya, selama ini Indonesia dan Meksiko belum memiliki perjanjian atau kerja sama perdagangan secara bilateral.

Untuk itu, Indonesia membuka pembahasan dengan Meksiko terkait penjajakan peluang kerja sama perdagangan bilateral.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Jakfar Sodikin, menyampaikan bahwa produksi garam nasional tahun ini berada di bawah 1 juta ton, turun dibandingkan tahun lalu sekitar 2,1 juta ton.

Kondisi tersebut membuat harga garam di tingkat pengumpul meningkat hingga sekitar Rp 2.000 per kilogram akibat keterbatasan pasokan.

Menurut Jakfar, impor garam seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri agar tidak merugikan petani. 

“Mengimpor dari mana saja tidak masalah, asal sesuai dengan kebutuhan. Kekurangan dalam negeri berapa, itu saja yang diimpor,” katanya.

Ia berharap pemerintah dapat menciptakan iklim usaha yang mendukung bagi industri garam nasional. 

“Kalau iklim usaha garam di dalam negeri baik, banyak investor yang akan masuk. Tapi harus ada jaminan dari pemerintah bahwa investasi mereka bisa kembali dan menguntungkan,” pungkasnya.

Baca Juga: Dorong UMKM Naik Kelas dengan Program Digital Entrepreneur Academy

Selanjutnya: Penerbitan dan Daya Tarik SBN Ritel Tetap Semarak Hingga 2026

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (1/11), Provinsi Ini Diguyur Hujan Sangat Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News