Bertemu Mike Pence, Presiden Jokowi negosiasi soal GSP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai bertemu dengan pemimpin negara dari Rusia dan Cile, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, kemarin (14/11). Pertemuan itu dilakukan di sela-sela pelaksanaan KTT ke-33 ASEAN di Singapura.

Pada kesempatan tersebut Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Kedua negara pun membahas kerja sama dalam tiga bidang. Pertama, kerja sama dalam membangun masyarakat yang majemuk. Kedua, soal ekonomi dan ketiga, keamanan dan perdamaian.


"Pertama adalah pentingnya kita bekerja sama di dalam membangun masyarakat yang majemuk. Dan saya kira pesan ini disampaikan Presiden pada beberapa kesempatan yang berbeda," kata Retno Marsudi, Kamis (15/11).

Kemudian Presiden Jokowi juga menekankan bahwa di bidang perdagangan, Indonesia dan Amerika Serikat yang tidak saling berkompetisi dan bisa saling melengkapi. Oleh karena itu, hubungan perdagangan kedua negara diyakini Presiden akan saling menguntungkan.

"Dalam konteks ini, Presiden mengharapkan agar Amerika masih dapat terus memberikan fasilitas generalized system of preference (GSP) bagi Indonesia karena fasilitas GSP ini sangat bermanfaat bukan hanya bagi Indonesia tapi juga untuk Amerika," tambah Retno.

Selanjutnya Presiden menyampaikan kerja sama untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan, antara lain adalah kolaborasi untuk pengembangan Indo Pasifik. Terkait hal ini, Presiden menyampaikan beberapa prinsip dan mengatakan bahwa Indonesia akan menyampaikan konsep Indo Pasifik di pertemuan East Asia Summit (EAS).

"Kita juga sudah bicara dengan AS dan dari konsep yang ada, saya kira kita bisa sinergikan kerja sama atau konsep kita," ujar Retno.

Selain membahas kerja sama di tiga bidang tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan harapannya agar pihak Amerika Serikat memberikan dukungan untuk AHA Centre, terutama terkait persoalan Rakhine State. AHA Centre adalah pusat koordinasi dan informasi penanganan bencana di kawasan ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati