Bertolak ke China, Menteri Luhut bawa 15 proyek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan bertolak ke Beijing, China untuk melakukan kunjungan kerja. Luhut mengaku dalam kunjungan itu akan membawa 15 proyek yang akan ditawarkan.

Adapun 15 proyek itu berada diantara berada di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Manado dan Bali. "Progresnya, pemerintah Tiongkok sudah menunjuk pihak yang ingin mendiskusikan dengan saya terkait 15 proyek itu," ungkap Luhut di kantornya, Rabu (11/4).

Namun sayanganya, dia tidak menyebutkan secara pasti berapa total nilai 15 proyek yang akan ditawarkan. Tapi yang pasti, proyek tersebut diantaranya pembangunan Kuala Tanjung Internasional Hub Port and Industrial Estate, jalan tol, dan kereta api di Sumatera Utara.


Meski begitu, Luhut menyampaikan ke-15 proyek tersebut juga akan ia tawarkan di Washington DC, America Serikat dalam World Economic Forum 18 April 2018. "Jadi yang mana yang lebih cepat dan harga yang cocok saja," tambahnya.

Yang pasti, kata Luhut, bagi investor yang ingin masuk ke Indonesia itu haru memenuhi empat syarat. Pertama, harus menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Kedua, mempersiapkan penggunaan tenaga kerja lokal dalam empat tahun pengerjaan proyek.

Menurutnya, syarat yang kedua itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin mengembangkan sumber daya manusia. "Jadi dalam 3-4 tahun pengerjaan proyek hrus mulai bergeser dari tenaga kerja asing dengan ke tenaga kerja lokal," jelasnya.

Ketiga, tidak ada ekspor bahan mentah dan keempat, adanya teknologi transfrer. Sehingga, manfaat yang akan dirasakan Indonesia atas 15 proyek tersebut juga akan maksimal.

Teken investasi US$ 20 miliar

Selain menawarkan 15 proyek, Luhut di Beijing juga diagendakan akan meneken rencana investasi dari China sebessar US$ 20 miliar di bidang hydro power. "Tapi saya mau cek dulu, betul apa tidak itu US$ 20 miliar, karena saya tidak mau meneken yang tidak jelas, harus jelas dulu baru saya mau neken," tegasnya.

Diketahui investasi hydro power didapat dari hasil KTT one belt one road tahun lalu. Investasi itu juga nantinya akan berlokasi Kalimantan Utara dengan kapasitas 5.000 megawatt. Luhut juga bilang, investasi tersebut sudah memenuhi empat syarat diatas sehingga sudah bisa diteken.

Salah satunya yakni, sang investor bersedia membangun smelter untuk mendukung hydro power. Sehingga, tidak perlu mengekspor bahan mentah untuk kebutuhan hydro power.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia