Bertransformasi, Bank Jago siapkan strategi digital



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pascaakuisisi oleh Jerry Ng, dan Patrick Walujo melalui PT Metamorfosis Indonesia (MEI), dan Wealth Track Technology (WTT), PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) kini telah bertransformasi menjadi PT Bank Jago Tbk. Mengandalkan teknologi, Bank Jago bakal membidik segmen UMKM, dan ritel.

“Bisnis utama kami akan kepada platform life finance solution dan partnership lending. Fokus kami kepada segmen menengah dan mass market dengan kolaborasi bersama pelaku ekosistem digital,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam paparan publik virtual, Kamis (9/7).

Targetnya, tahun ini platform digital Bank Jago bakal meluncur. Sayang, Kharim masih enggan memberi informasi lebih lanjut.


Berpartisipasi di ekosistem digital, Bank Jago akan melakukan penetrasi kepada platform pasar daring, aplikasi penyedia jasa transportasi, industri pariwisata, toko daring, hiburan hingga pembayaran digital dan teknologi finansial.

Baca Juga: Melihat sentimen yang mendorong saham-saham perbankan lapis kedua menguat

Masuk ekosistem pembiayaan digital kepada UMKM dibidik, sebab ada potensi yang besar. Kharim mencontohkan bagaimana industri teknologi finansial yang pertumbuhannya sangat pesat.

“Secara ticket size, targetnya cukup variatif. Yang pasti kita idak akan masuk ke segmen yang besar-besar, mungkin kisaran pluhan juta hingga beberapa miliar Rupiah,” kata Kharim.

Dari aspek pendanaan, lantaran akan mengandalkan teknologi, Bank Jago juga akan memberikan suku bunga simpanan yang cukup tinggi dibandingkan pasar. Sebab, dengan teknologi biaya operasional bisa ditekan sehingga dapat dialihkan untuk menggaet nasabah.

Strategi digital ini, kata Kharim, juga turut didukung oleh para pemegang saham. April lalu, Bank jago juga baru merampungkan proses penambahan modal Rp 1,3 triliun. Dengan tambahan modal ini, kini Bank Jago telah bercokol di bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 dengan ekuitas Rp 1,3 triliun dan aset senilai Rp1,8 triliun per April 2020.

Adapun hingga Maret 2020 rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 116%, loan to deposit ratio (LDR) sebesar 58% dan non performing loan (NPL) 0.9%.

“Dengan kondisi likuiditas yang sangat baik, untuk sisa tahun ini kami belum berencana melakukan aksi korporasi, atau penambahan modal lagi,” imbuh Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung daam kesempatan serupa.

Baca Juga: Bank Jago siapkan konsep bank digital yang bakal diusung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat