JAKARTA. Rencana penjualan Hypermart akhirnya berujung antiklimaks. PT Matahari Putra Prima (MPPA) memutuskan untuk tidak menjual unit bisnisnya ke investor strategis. Sebagai gantinya, manajemen MPPA berniat mencari partner global untuk membangun unit bisnis Hypermart miliknya. Dalam email yang dikirim kepada KONTAN, MPPA mengatakan akan mengajak mitra global dalam rangka ekspansi bisnis hipermarket dan divestasi aset nonmakanan serta noninti lainnya. MPPA mengambil keputusan tersebut setelah mendapatkan rekomendasi berupa review dari unit Merrill Lynch-Bank of America Corp. Menurut Juru Bicara Matahari, melalui kerja sama ini, partner global bisa membeli saham mayoritas MPPA. "Kami ingin melakukan kerja sama dengan mitra global dan memutuskan untuk mempertahankan dan mengembangkan unit Hypermarket kami," ujar President Director MPPA Benjamin Mailool. Seperti yang diberitakan KONTAN sebelumnya, ada empat calon investor yang mengikuti uji tuntas Hypermart beberapa waktu lalu. Mereka adalah Shinsigae dan Lotte Mart, pemain ritel dari Korea Selatan, Wal-Mart Stores Inc asal AS, dan peritel Prancis, Casino.Menurut seorang broker asing, saat ini memang terjadi tarik-menarik kepentingan antara calon investor dengan MPPA. Satu sisi, para investor berniat menguasai Hypermart tanpa harus memiliki saham MPPA. Sementara managemen MPPA menginginkan investor strategis tersebut memiliki Hypermat dengan menjadi pemegang saham MPPA. Catatan saja, Hypermart adalah anak perusahaan dari MPP yang berdiri pada tahun 2004. Grup bisnis hypermarket hingga kini telah memiliki 52 outlet secara nasional dengan total pendapatan sekitar Rp 8,9 triliun atau setara USD$ 1 milyar dengan proyeksi pertumbuhan 22% di tahun 2010. Hypermart menargetkan untuk membuka setidaknya 13 toko pada tahun 2011 serta total 80 toko baru dalam lima tahun ke depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berujung antiklimaks, MPPA putuskan pertahankan Hypermart
JAKARTA. Rencana penjualan Hypermart akhirnya berujung antiklimaks. PT Matahari Putra Prima (MPPA) memutuskan untuk tidak menjual unit bisnisnya ke investor strategis. Sebagai gantinya, manajemen MPPA berniat mencari partner global untuk membangun unit bisnis Hypermart miliknya. Dalam email yang dikirim kepada KONTAN, MPPA mengatakan akan mengajak mitra global dalam rangka ekspansi bisnis hipermarket dan divestasi aset nonmakanan serta noninti lainnya. MPPA mengambil keputusan tersebut setelah mendapatkan rekomendasi berupa review dari unit Merrill Lynch-Bank of America Corp. Menurut Juru Bicara Matahari, melalui kerja sama ini, partner global bisa membeli saham mayoritas MPPA. "Kami ingin melakukan kerja sama dengan mitra global dan memutuskan untuk mempertahankan dan mengembangkan unit Hypermarket kami," ujar President Director MPPA Benjamin Mailool. Seperti yang diberitakan KONTAN sebelumnya, ada empat calon investor yang mengikuti uji tuntas Hypermart beberapa waktu lalu. Mereka adalah Shinsigae dan Lotte Mart, pemain ritel dari Korea Selatan, Wal-Mart Stores Inc asal AS, dan peritel Prancis, Casino.Menurut seorang broker asing, saat ini memang terjadi tarik-menarik kepentingan antara calon investor dengan MPPA. Satu sisi, para investor berniat menguasai Hypermart tanpa harus memiliki saham MPPA. Sementara managemen MPPA menginginkan investor strategis tersebut memiliki Hypermat dengan menjadi pemegang saham MPPA. Catatan saja, Hypermart adalah anak perusahaan dari MPP yang berdiri pada tahun 2004. Grup bisnis hypermarket hingga kini telah memiliki 52 outlet secara nasional dengan total pendapatan sekitar Rp 8,9 triliun atau setara USD$ 1 milyar dengan proyeksi pertumbuhan 22% di tahun 2010. Hypermart menargetkan untuk membuka setidaknya 13 toko pada tahun 2011 serta total 80 toko baru dalam lima tahun ke depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News