KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan seharusnya didahului dengan survei. Survei yang dilakukan untuk melihat willingness to pay dan ability to pay dari masing-masing kelompok peserta BPJS Kesehatan, stakeholder, dan perusahaan. Abra P.G Talattov, ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menuturkan basis kebijakan pemerintah mesti dari kajian empiris yang bisa dijadikan justifikasi kuat. Terlebih, Abra mengatakan, kenaikan iuran BPJS Kesehatan juga bisa mempengaruhi sektor inflasi kesehatan. Memang konsumsi terbesar ada di pangan sekitar 70%. "Rokok kedua, lalu baru kesehatan dan pendidikan. Tapi efeknya tetep besar karena pilihannya cuma dua buat masyarakat yakni dia tetap bayar kenaikan iuran dengan mengurangi relokasi anggaran lain dan itu sulit, nah inflasi naik," jelas Abra saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (30/8).
Besaran kenaikan iuran BPJS Kesehatan mestinya berdasarkan hasil survei
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan seharusnya didahului dengan survei. Survei yang dilakukan untuk melihat willingness to pay dan ability to pay dari masing-masing kelompok peserta BPJS Kesehatan, stakeholder, dan perusahaan. Abra P.G Talattov, ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menuturkan basis kebijakan pemerintah mesti dari kajian empiris yang bisa dijadikan justifikasi kuat. Terlebih, Abra mengatakan, kenaikan iuran BPJS Kesehatan juga bisa mempengaruhi sektor inflasi kesehatan. Memang konsumsi terbesar ada di pangan sekitar 70%. "Rokok kedua, lalu baru kesehatan dan pendidikan. Tapi efeknya tetep besar karena pilihannya cuma dua buat masyarakat yakni dia tetap bayar kenaikan iuran dengan mengurangi relokasi anggaran lain dan itu sulit, nah inflasi naik," jelas Abra saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (30/8).