KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih berpotensi menguat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani undang-undang stimulus senilai US$2,3 triliun. Senat AS yang kini bersiap memberikan suara mengenai tambahan jumlah stimulus yang diterima setiap warga AS dari US$ 600 menjadi US$ 2.000 juga menjadi katalis positif bagi pergerakan kurs rupiah. Mengutip Bloomberg, Selasa (29/12), rupiah menguat 0,18% ke Rp 14.130 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,11% ke Rp 14.169 per dolar AS. Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan adanya rencana perubahan pengaturan anggaran stimulus dari US$ 600 menjadi US$ 2.000 membuat rupiah berpotensi menguat. "Kalau setiap warga AS jadi menerima US$ 2.000 maka uang yang warga AS terima akan semakin banyak yang nasabah ritel disana berpotensi menggairahkan pasar modal," kata Mikail, Selasa (29/12).
Besaran stimulus yang diterima warga AS berpotensi bertambah, rupiah ikut menguat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih berpotensi menguat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani undang-undang stimulus senilai US$2,3 triliun. Senat AS yang kini bersiap memberikan suara mengenai tambahan jumlah stimulus yang diterima setiap warga AS dari US$ 600 menjadi US$ 2.000 juga menjadi katalis positif bagi pergerakan kurs rupiah. Mengutip Bloomberg, Selasa (29/12), rupiah menguat 0,18% ke Rp 14.130 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,11% ke Rp 14.169 per dolar AS. Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan adanya rencana perubahan pengaturan anggaran stimulus dari US$ 600 menjadi US$ 2.000 membuat rupiah berpotensi menguat. "Kalau setiap warga AS jadi menerima US$ 2.000 maka uang yang warga AS terima akan semakin banyak yang nasabah ritel disana berpotensi menggairahkan pasar modal," kata Mikail, Selasa (29/12).