Besok, IHSG bergerak beragam cenderung tertekan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak mixed pada perdagangan, Rabu (21/9) besok namun masih akan cenderung tertekan. Pasalnya, indikator indeks belum menunjukkan sinyal positif yang kuat.

Lanjar Nafi, Analis Reliance Securities mengatakan secara teknikal IHSG terkonsolidasi pada area resistance MA50 dengan indikator Stochastic yang masih positif. Tekanan bearish masih terlihat selama level IHSG masih di bawah resistance bearish trend-nya pada level 5.350.

"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak mixed cenderung kembali mencoba menguji resistance bearish trend dengan range pergerakan 5.250-5.400." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (20/9).


PAda perdagangan hari ini, IHSG tertekan sejak awal sesi dan ditutup 19.35 poin atau 0,36% di level 5.302,49 dengan volume yang relative tinggi. Indeks sektor konsumer terlihat menjadi penekan IHSG dengan ditutup turun hampir 1% pada perdagangan hari ini sedangkan indeks sektor aneka industri berbalik menguat setelah tertekan cukup dalam pada perdagangan sebelumnya.

Investor asing pun masih terlihat terus melakukan aksi jual yang menyebabkan optimisme investor akan prospek IHSG memudar. Di mana aksi net sell investor asing sebesar Rp 440.42 miliar, memperpanjang aksi jual investor asing pada bulan ini.

Bursa Asia ditutup mixed seiring tergelincirnya dollar AS terhadap sebagian besar mata uang utama menjelang keputusan BOJ dan The Fed tengah pekan ini. Saham energi menjadi aktor utama penekan bursa Asia setelah harga minyak terkoreksi.

Harga minyak tergelincir 0,5% menjadi US$ 43.09 per barel setelah gencatan senjata dan militan memungkinkan beberapa produksi terulang pada Output Nigeria dan stok minyak di AS diperkirakan akan menunjukan peningkatan minggu ini.

Bursa Eropa dibuka mayoritas menguat pada zona positif. Selain menanti keputusan kebijakan lanjutan dari BOJ dan The Fed, Data Indeks Harga Produsen secara tahunan di German sedikit membaik di mana dari -2,0% menjadi -1,6% pada bulan Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto