JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencapai level tertingginya. Di awal pekan IHSG ditutup naik 0,11% menjadi 5.348,47. Sementara laju bursa Asia yang tercermin dalam indeks MSCI Asia Pacific menunjukkan pelemahan 0,2% ke 141.04 pada pukul 16.05 waktu Hong Kong. Analis Universal Broker Indonesia Alwy Assegaf mengatakan penguatan IHSG pada Senin (9/2), masih didorong oleh investor asing yang masih mencatatkan aksi net buy yang senilai Rp 372,44 miliar. Kendati demikian jika melihat secara keseluruhan IHSG cenderung dikelilingi oleh sentimen negatif. "Maka dari itu penguatan indeks sahan ini cenderung anomali karena IHSG menguat diantara bursa saham regional yang mayoritas melemah," terangnya. Adapun sentimen yang mempengaruhi laju saham regional adalah dirilisnya data ekonomi China yang kurang memuaskan. Seperti data perdagangan dan data impor Tiongkok yang masing-masing mengalami penurunan yang mencapai 3,3% dan 20%. Hal tersebut pun dinilai Alwy berpengaruh negatif terhadap bursa regional.
Besok IHSG berpeluang koreksi akibat profit taking
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencapai level tertingginya. Di awal pekan IHSG ditutup naik 0,11% menjadi 5.348,47. Sementara laju bursa Asia yang tercermin dalam indeks MSCI Asia Pacific menunjukkan pelemahan 0,2% ke 141.04 pada pukul 16.05 waktu Hong Kong. Analis Universal Broker Indonesia Alwy Assegaf mengatakan penguatan IHSG pada Senin (9/2), masih didorong oleh investor asing yang masih mencatatkan aksi net buy yang senilai Rp 372,44 miliar. Kendati demikian jika melihat secara keseluruhan IHSG cenderung dikelilingi oleh sentimen negatif. "Maka dari itu penguatan indeks sahan ini cenderung anomali karena IHSG menguat diantara bursa saham regional yang mayoritas melemah," terangnya. Adapun sentimen yang mempengaruhi laju saham regional adalah dirilisnya data ekonomi China yang kurang memuaskan. Seperti data perdagangan dan data impor Tiongkok yang masing-masing mengalami penurunan yang mencapai 3,3% dan 20%. Hal tersebut pun dinilai Alwy berpengaruh negatif terhadap bursa regional.