JAKARTA. Melanjutkan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu, Senin (1/6) besok IHSG diprediksi masih akan bergerak melemah. Pada penutupan Jumat (28/5), IHSG terkoreksi 0,4% di level 5.216,32. Bursa Asia pada penutupan Jumat (29/5) ditutup menguat 0,1% di level 151,43. Selama sepekan terakhir IHSG melemah 1,86%. Analis Sinarmas Sekuritas, Eddy Wijaya menyebutkan kembali terkoreksinya IHSG disebabkan akan dirilisnya data inflasi yang diperkirakan di level 5,72% YoY pada pkan kedua bulan Juni. Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar juga masih mewarnai pelemahan IHSG. Pada penutupan hari jumat (28/5) nilai tukar rupiah menyentuh titik Rp 13.223. “Kurs rupiah yang cenderung melemah sepanjang minggu lalu masih menjadi salah satu faktor terkoreksinya IHSG,” ujar Eddy. Sedangkan sentimen dari luar negeri, GDP Amerika pada kuartal I-2015 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. GDP diproyeksi berada di level 0,2% QoQ dibandingkan sebelumnya 2,2% QoQ. Analis Sucorinvest Central Gani, Achmad Yaki Y mengungkapkan adanya kekhawatiran The Fed yang akan menaikan suku bunganya dalam waktu dekat turut mendorong pelemahan IHSG karena data-data ekonomi yang mulai membaik. Salah satunya yang patut ditunggu adalah data penghasilan sektor manufakturing di Amerika. “Ketidakpastian bailout utang Yunani juga masih mempengaruhi IHSG. Para analis cenderung berkeyakinan Yunani akan default,” jelas Yaki. Eddy memprediksi IHSG akan bergerak melemah di range 5.203 – 5.240. Yaki juga memproyeksi IHSG untuk kembali terkoraksi di 5.165 – 5.295. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Besok, IHSG berpotensi kembali melemah
JAKARTA. Melanjutkan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu, Senin (1/6) besok IHSG diprediksi masih akan bergerak melemah. Pada penutupan Jumat (28/5), IHSG terkoreksi 0,4% di level 5.216,32. Bursa Asia pada penutupan Jumat (29/5) ditutup menguat 0,1% di level 151,43. Selama sepekan terakhir IHSG melemah 1,86%. Analis Sinarmas Sekuritas, Eddy Wijaya menyebutkan kembali terkoreksinya IHSG disebabkan akan dirilisnya data inflasi yang diperkirakan di level 5,72% YoY pada pkan kedua bulan Juni. Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar juga masih mewarnai pelemahan IHSG. Pada penutupan hari jumat (28/5) nilai tukar rupiah menyentuh titik Rp 13.223. “Kurs rupiah yang cenderung melemah sepanjang minggu lalu masih menjadi salah satu faktor terkoreksinya IHSG,” ujar Eddy. Sedangkan sentimen dari luar negeri, GDP Amerika pada kuartal I-2015 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. GDP diproyeksi berada di level 0,2% QoQ dibandingkan sebelumnya 2,2% QoQ. Analis Sucorinvest Central Gani, Achmad Yaki Y mengungkapkan adanya kekhawatiran The Fed yang akan menaikan suku bunganya dalam waktu dekat turut mendorong pelemahan IHSG karena data-data ekonomi yang mulai membaik. Salah satunya yang patut ditunggu adalah data penghasilan sektor manufakturing di Amerika. “Ketidakpastian bailout utang Yunani juga masih mempengaruhi IHSG. Para analis cenderung berkeyakinan Yunani akan default,” jelas Yaki. Eddy memprediksi IHSG akan bergerak melemah di range 5.203 – 5.240. Yaki juga memproyeksi IHSG untuk kembali terkoraksi di 5.165 – 5.295. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News