JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi untuk melemah pada Kamis (4/6). Pada penutupan bursa Rabu, IHSG kembali terkoreksi1,6% di level 5.130,5. Analis Minna Padi Investama, Andre Setiawan menjelaskan pelemahan IHSG banyak disebabkan oleh sentimen luar negeri dari Amerika yang sedang menunggu rilisnya data ekonomi ketenagakerjaan dalam waktu dekat ini. Menurutnya, jika data ketenagakerjaan tersebut menunjukkan hasil yang bagus, bukan tidak mungkin The Fed akan mempercepat kenaikan suku bunga. “Faktor kabar The Fed akan menaikan suku bunga lebih cepat pada kuartal III-2015 semakin berhembus kencang, seiring dengan membaiknya data ekonomi Amerika,” terang Andre. Dampak dari keputusan The Fed menaikkan suku bunganya akan berhimbas ke Bank Indonesia (BI) yang akan ikutan menaikan BI Rate, terutama dengan data inflasi bulan Mei dalam negeri yang menunjukkan adanya akselerasi mencapai 0,5%. Sedangkan Muhammad Isfandi analis Samuel Sekuritas memprediksi pergerakan IHSG masih cederung menurun dengan peluang untuk rebound. Penurunan IHSG ini disumbangkan oleh kinerja sektor perbankan yang menurunkan penyaluran kredit karena perlambatan ekonomi sehingga harga sahamnya dinilai oleh investor agak mahal. “Harga saham emiten perbankan cednerung mahal, padahal kinerjanya tidak terlalu bagus. Investor memilih saham-saham di sektor komoditas, CPO, dan energi,” ujar Isfandi. Andre memprediksi IHSG akan mengalami pelemahan kembali di range 5.100–5.200. Begitu juga dengan Isfandi yang memproyeksi IHSG cenderung menurun dengan peluang rebound di kisaran 5.015-5.250 Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Besok IHSG berpotensi terkoreksi
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi untuk melemah pada Kamis (4/6). Pada penutupan bursa Rabu, IHSG kembali terkoreksi1,6% di level 5.130,5. Analis Minna Padi Investama, Andre Setiawan menjelaskan pelemahan IHSG banyak disebabkan oleh sentimen luar negeri dari Amerika yang sedang menunggu rilisnya data ekonomi ketenagakerjaan dalam waktu dekat ini. Menurutnya, jika data ketenagakerjaan tersebut menunjukkan hasil yang bagus, bukan tidak mungkin The Fed akan mempercepat kenaikan suku bunga. “Faktor kabar The Fed akan menaikan suku bunga lebih cepat pada kuartal III-2015 semakin berhembus kencang, seiring dengan membaiknya data ekonomi Amerika,” terang Andre. Dampak dari keputusan The Fed menaikkan suku bunganya akan berhimbas ke Bank Indonesia (BI) yang akan ikutan menaikan BI Rate, terutama dengan data inflasi bulan Mei dalam negeri yang menunjukkan adanya akselerasi mencapai 0,5%. Sedangkan Muhammad Isfandi analis Samuel Sekuritas memprediksi pergerakan IHSG masih cederung menurun dengan peluang untuk rebound. Penurunan IHSG ini disumbangkan oleh kinerja sektor perbankan yang menurunkan penyaluran kredit karena perlambatan ekonomi sehingga harga sahamnya dinilai oleh investor agak mahal. “Harga saham emiten perbankan cednerung mahal, padahal kinerjanya tidak terlalu bagus. Investor memilih saham-saham di sektor komoditas, CPO, dan energi,” ujar Isfandi. Andre memprediksi IHSG akan mengalami pelemahan kembali di range 5.100–5.200. Begitu juga dengan Isfandi yang memproyeksi IHSG cenderung menurun dengan peluang rebound di kisaran 5.015-5.250 Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News