JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi  bakal menyentuh level tertingginya pada perdagangan, Selasa (4/10) besok. Sejumlah sentimen baik eksternal maupun domestik tengah menaungi IHSG.

Krishna Setiawan, analis Lautandhana Securindo melihat dengan sentimen yang cukup kuat, indeks bisa capai level tertingginya 5.500. "Hanya butuh 37 poin untuk bisa capai level tertinggi indeks yaitu 5.500 pada perdagangan esok hari," jelas Krishna kepada KONTAN, Senin (3/10).

Indeks akan menguat di rentang 5.420 - 5.500 pada besok hari. Krishna memilih saham-saham sektor tambang seperti ADRO dan ELSA yang bisa dicermati pada perdagangan esok hari.

Saham tersebut bisa dicermati karena didorong oleh kenaikan harga komoditas yaitu minyak mentah dan batubara yang cukup signifikan. Lalu ada saham sektor infrastruktur yang bisa dicermati seperti ADHI, WIKA, dan PTPP.

Kemudian, Tasrul, analis Daewoo Securities memprediksi IHSG akan naik dengan rentang 5.434-5.489. Prediksi tersebut didapat dari hasil optimalisasi indikator Money Flow Index (MFI) dan indikator W%r yang cenderung naik lebih lanjut dengan volume tembus rata-rata. Dengan demikian potensi kenaikan masih terlihat pada perdagangan besok hari.

Asal tahu saja, hari ini IHSG terbang 1,84% ke level 5.463,91. Kenaikan ini ditopang oleh meredanya kekhawatiran pasar terhadap krisis finansial Deutsche Bank AG lantaran harus menanggung denda sekitar US$ 14 miliar.

Namun, ternyata denda yang dilimpahkan ke Deutsche Bank menjadi  US$ 8 miliar. "Hal ini cukup efektif mengurangi kekhawatiran para pelaku pasar atas nasib Deutsche Bank sehingga indeks bisa rebound hari ini," kata Krishna.

Selain itu harga komoditas seperti minyak mentah dan batubara yang naik cukup signifikan membuat indeks terkerek hari ini. Sementara dari dalam negeri, realisasi tax amnesty periode I atau sampai September 2016 yang cukup sukses mampu membuat IHSG bertengger di zona hijau kemarin. Dana tebusan mencapai Rp 97 triliun di periode I yang artinya telah memenuhi 59% dari targetnya yaitu Rp 165 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto