Besok, IHSG diramal masih lemas dilepas asing



JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 22,09 poin atau 0,43% di level 5.136,67 pada perdagangan Selasa (29/11). Nilai transaksi mencapai Rp 7,214 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 16,965 miliar saham.

Meski menguat, pemodal asing masih tercatat melakukan jual bersih Rp 852,2 miliar. Analis memperkirakan, aksi jual asing masih berlanjut pada perdagangan Rabu (30/11). 

Menurut analis Millenium Danatama Sekuritas M Al Amin, jumlah net sell asing hari ini masih cukup banyak atau sama seperti beberapa hari terakhir.


“Penguatan indeks hari ini tidak terlalu kuat. Hanya rebound dari support. Sentimen saat ini lebih kepada pelemahan rupiah dan aksi demo lanjutan yang rencananya digelar pada 2 Desember 2016,” katanya kepada KONTAN.

Dengan demikian, menurutnya pada Rabu ini IHSG berpotensi melemah dengan Dengan support 5.081 dan resistance 5.169.

Sementara analis NH Korindo Deky Rahmat Sani melihat, IHSG masih dalam fase pelemahannya. Namun, dari sisi teknikal sudah ada sinyal rebound baik dari indikator stochasitic, RSI dan juga Histogram MACD.

Dia memprediksi, Rabu besok, indeks akan berkonsolidasi namun ada tendensi untuk menguat. IHSG diperkirakan bergerak dengan rentang support Rp 5,095 – Rp 5,074 dan resistance Rp 5,153 - Rp 5,186.

Adapun menurutnya, sentimen dari luar yang saat ini membayangi laju gerak IHSG besok antara lain pelaku pasar tengah menanti keputusan negara yang masuk dalam kelompok OPEC dan Non-OPEC terkait mengenai adanya pembatasan produksi minyak mentah.

“Ditambah rilis data Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat nanti malam untuk kuartal III-16. Menurut estimasi, ekonomi AS tumbuh 3% year on year di 3Q16,” katanya

Sementara dari domestik, menurut Deky sentimen yang ada adalah Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memperkirakan revisi Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara sulit diselesaikan hingga akhir 2016.

“Otomatis regulasi tersebut bisa mempengaruhi laju gerak saham komoditas,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia