Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak cenderung tertekan pada perdagangan besok. Pasalnya, indikator teknikal indeks menunjukkan sinyal negatif. Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan secara teknikal IHSG membentuk po candlestick bellow the stomach dengan false break MA50. Indikasi diperburuk dengan signal dead-cross indikator stochastic dan bearish reversal momentum dari RSI setelah pulled back pada upper bollinger bands. Dari sisi teknis pergerakan IHSG cenderung masuk pada pase distribusi. "Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak cenderung tertekan dengan range pergerakan 4.785- 4.850." Kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (31/5).
Hari ini, IHSG bergerak cenderung terkoreksi sejak awal sesi diakhir bulan Mei ditutup turun 39.16 poin atau 0.81% dilevel 4796.87 dengan volume yang cenderung moderate. Seluruh sektor mengalami phase distribusi diakhir bulan keculai sektor infrastruktur yang masih mampu bertahan pada zona positif yang dimana sebelumnya justru mengalami koreksi lebih dulu. Lanjar bilang, aksi jual investor domestik terlihat lebih mendominasi dimana tercatat aksi beli bersih investor asing sebesar Rp 379.14 miliar sehingga dapat mendiskon total capital
out flow yang pada bulan Mei 2016 hingga Rp 272.28 miliar. Dia melihat level tersebut cukup baik jika melihat total capitalia out flow pada periode yang sama di tahun 2015 sebesar Rp 2.67 Triliun. Penguatan mayoritas investor asing membawa dampak positif pada aksi pembelian investor asing di akhir bulan meskipun adanya aksi profit taking oleh investor domestik. Sementara Bursa Asia ditutup mayoritas cenderung menguat seiring penguatan harga minyak menuju pernguatan bulanan terpanjang dalam 5 tahun terakhir. Bursa saham di China mengalami penguatan cukup besar dengan dipimpin oleh sektor keuangan dan komoditas. Sebelumnya, indeks berjangka di China turun hingga 10% dalam satu menit setelah di hujani aksi
short sell dan kembali dapat menghapuskan kerugiannya dimenit yang sama. Hal tersebut terimbas pada kenaikan sektor komoditas yang mampu membuat penguatan pada bursa saham di China.
Daya beli masyarakat terukur membaik di Jepang dimana data penjualan rumah berkontraksi dengan kenaikan dilevel 9.0% dari 8.4% dengan ekspektasi turun di level 3.5%. Adapun Bursa Eropa dibuka terkonsolidasi negatif setelahd beberapa 19 kelompok industri produsen mobil di Eropa membukukan kinerja memburuk. Investor lebih cenderung berhati-hati dan fokus pada kebijakan moneter minggu ini meskipun data tingkat inflasi keluar cukup baik dilevel -0.1% dari -0.2%. ECB akan mengumumkan keputusan suku bunga pada kamis yang diikuti dengan konferensi pers oleh presiden Mario Draghi dalam hal antisipasi kenaikan biaya pinjaman di AS. Menurut Lanjar, selanjutnya investor masih akan menunggu tingkat penghasilan dan kemampuan konsumen di AS, Tingkat kinerja sektor manufaktur dan sektor jasa di China dan Eropa dengan ekspektasi melambat, Dari dalam negeri akan ada tingkat inflasi Indonesia dengan perkiraan dilevel 3.29% YoY dan 0.18% MoM. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto