Besok, nasib rupiah bergantung inflasi AS



JAKARTA. Pergerakan rupiah masih menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Selasa (18/10) malam. Jika inflasi negeri Paman Sam melemah, maka rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada Rabu (19/10).

Di pasar spot, Selasa (18/10), nilai tukar rupiah menguat 0,34% dari hari sebelumnya ke level Rp 13.025 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, kurs rupiah menguat tipis 0,07% di angka Rp 13.044 per dollar AS.

Albertur Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, rupiah menguat akibat tekanan pada dollar AS setelah aktivitas manufaktur di wilayah New York turun ke level terendah sejak Mei. "Sentimen dari dalam negeri masih cukup baik dengan kenaikan cadangan devisa, neraca perdagangan dan berkurangnya defisit transaksi berjalan," paparnya.


Pelaku pasar masih menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) bulan September. Jika data inflasi berada di bawah perkiraan, maka The Fed akan sulit menaikkan suku bunga sehingga menambah tekanan pada dollar AS.

Christian menduga, Rabu (19/10), rupiah memiliki peluang menguat di tengah minimnya sentimen dari dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini