Besok, penguatan rupiah diproyeksi berlanjut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (27/3) akan disetir kelanjutan isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures memperkirakan, mata uang Garuda masih mampu mempertahankan penguatan. Hanya saja kemungkinan kenaikannya akan sedikit terbatas.

"Meskipun penguatannya berlanjut, mungkin terbatas, tetapi kalau melemah masih di bawah level Rp 13.800 per dollar AS," ujarnya, Senin.


Menurut Putu, meski kecemasan pasar akan risiko perang dagang antara AS dan China berpotensi merugikan dollar AS, tetapi itu juga tetap mempengaruhi rupiah. Pasalnya, sebagai negara berkembang mata uang Garuda tetap dianggap aset berisiko. Kecenderungannya, ketika tingkat kekhawatiran kondisi geopolitik meningkat, pasar akan lebih memburu aset lindung nilai seperti emas dan yen.

Kemudian dari sisi data ekonomi, belum ada yang dapat mempengaruhi baik dari domestik maupun luar negeri. Menurut Putu, data indeks keyakinan konsumen AS bulan Februari baru akan dirilis pada Selasa (27/3) malam. Walaupun diproyeksikan akan meningkat dari 130,8 menjadi 131,2, tetapi ini tidak akan berpengaruh besar.

"Pergerakan besok akan berada di rentang Rp 13.710- Rp 13.770 per dollar AS," prediksinya.

Sementara, penguatan rupiah yang terjadi pada Senin (26/3), menurut Putu, karena kejatuhan dollar AS akibat meningkatnya kekhawatiran terjadinya perang dagang.  "Kemungkinan ini (penguatan) juga karena intervensi BI," imbuhnya.

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (26/3), valuasi rupiah di pasar spot menguat 0,32% ke level Rp 13.738 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat penguatan sekitar 0,03% ke level Rp 13.776 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini