Besok, penguatan rupiah masih akan berlanjut



JAKARTA. Rupiah melaju kencang setelah dollar AS terpuruk di depan mata uang emerging market. Di pasar Spot, Selasa (6/10) nilai tukar rupiah menguat 1,81% dari sehari sebelumnya ke level Rp 14.241 per dollar AS.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan penguatan rupiah cukup tajam lantaran merespon perubahan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Perubahan yang cukup drastis ini menekan performa dollar AS di hadapan mata uang emerging market termasuk rupiah. "Sementara ini perkiraannya Fed rate ditunda hingga awal tahun depan," paparnya.

Di samping itu, Christian melihat penguatan rupiah didukung katalis positif dari dalam negeri yakni adanya optimisme pemulihan ekonomi setelah pemerintah menyuntik dana hingga Rp 3,73 triliun. Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur.


"Katalis positif lain datang dari Deputi Gubernur BI yang menyatakan bahwa rupiah sudah undervalued. Komentar ini memicu minat beli rupiah sehingga menunjukkan penguatan terbaik dalam enam tahun terakhir," imbuhnya.

Mata uang garuda memimpin penguatan di kawasan Asia. Rabu (7/10) Christian menduga rupiah berpeluang menguat lebih lanjut, apalagi jika data trade balance AS yang dirilis malam ini melambat sesuai prediksi menjadi defisit US$ 47,6 miliar dibandingkan sebelumnya yakni defisit US$ 41,9 miliar. Namun demikian, penguatan rupiah terbatas mengingat data cadangan devisa dalam negeri yang dirilis Rabu (7/10) besok juga diperkirakan turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto