Besok, rupiah rentan kembali melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski ditutup menguat pada hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah masih rentan melemah. Pasalnya, pelaku pasar masih terus mencermati data-data perekonomian Amerika Serikat (AS) demi mengantisipasi kenaikan lanjutan suku bunga acuan The Federal Reserves.

Andri Hardianto, analis Asia Tradepoint Futures, menilai, penguatan rupiah ini lebih disebabkan oleh adanya faktor teknikal. Selain itu, campur tangan Bank Indonesia menjaga fluktuasi nilai tukar juga turut berpengaruh.

Namun, Andri berpendapat, saat ini ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS masih cukup kuat. "Itu membuat pasar lebih memperhatikan data-data ekonomi AS yang rilis, seperti data inflasi, penjualan ritel, serta pasar tenaga kerja," ujar Andri, Selasa (24/4).


Naiknya harga minyak mentah belakangan ini, kian memperkuat keyakinan inflasi AS bisa tumbuh lebih tinggi, bahkan melebihi ekspektasi pemerintah di level 2%. Pada Selasa malam, pasar akan mencermati data keyakinan konsumen dan penjualan rumah baru AS.

Sementara, dari dalam negeri, belum ada sentimen yang cukup positif untuk menopang rupiah. "Justru pembelian dollar AS masih relatif tinggi dalam rangka pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah maupun swasta, serta pembagian dividen kepada investor," papar Andri.

Untuk itu, Andri memprediksi, besok, nilai tukar rupiah masih berpeluang kembali melemah. Meski begitu, ia cukup yakin rupiah masih akan terjaga di level Rp 13.800 per dollar AS. Proyeksinya, besok rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.875-Rp 13.900 per dollar AS.

Mengutip Bloomberg, pada akhir perdagangan Selasa (24/4) pukul 17.00 WIB, nilai tukar rupiah menguat 0,62% ke level Rp 13.889 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah masih berada di posisi Rp 13.900 per dollar AS, terdepresiasi 0,04% dibandingkan kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini