JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mengakui adanya pelambatan penjualan lahan industri di kuartal II tahun ini. Investor Relation BEST, Asa Siahaan mengatakan, perlambatan itu bisa dilihat dari pola penjualan lahan industri yang selama ini dialami oleh perseroan. Asa menyebut, pelambatan penjualan disebabkan banyaknya tenant asal Jepang yang tahun fiskal barunya dimulai pada bulan April atau tutup buku pada Maret. " Sehingga banyak tenant asal Jepang pada kuartal II baru akan menyusun budget baru sehingga tidak ada eksekusi untuk transaksi besar pada April hingga Mei. Baru dimulai kembali pada Agustus hingga September," kata Asa pada KONTAN Senin (11/5) pekan lalu. Selain karena banyak tenant yang baru akan melakukan transaksi pada semester II mendatang, Asa juga menyebut kondisi pasar properti saat ini memang sedang mengalami koreksi akibat kondisi makro ekonomi yang cenderung melemah. Dengan melemahnya kondisi makro ekonomi Indonesia, maka ada kecenderungan bagi para investor untuk menunggu melakukan pembelian lahan industri. "Namun saya yakin para investor hanya menunda pembelian saja tidak sampai membatalkan pembelian,"katanya. Untuk itu, dengan adanya kecenderungan pelambatan bahkan hingga penurunan penjualan lahan industri di kuartal II ini, perseroan berharap bisa mendapatkan peningkatan penjualan di semester II mendatang. BEST sendiri pada tahun ini menargetkan bisa menjual lahan sebanyak 35 hektare hingga 40 hektare. Hingga kuartal I 2015, perseroan telah berhasil menjual 8 hektare lahan dengan harga jual rata-rata sebesar US$ 200 per meter persegi. Hingga saat ini, perseroan tercatat masih memiliki landbank gross seluas 970 hektare. Perseroan pun berencana untuk melakukan akusisi sebanyak target penjualan lahan tahun ini. "Akusisi lahan tahun ini kami targetkan 40 hektare atau sama dengan target penjualan lahan karena kami ingin selalu bisa menggantikan jumlah lahan yang terjual,"katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BEST kejar penjualan lahan industri di semester II
JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mengakui adanya pelambatan penjualan lahan industri di kuartal II tahun ini. Investor Relation BEST, Asa Siahaan mengatakan, perlambatan itu bisa dilihat dari pola penjualan lahan industri yang selama ini dialami oleh perseroan. Asa menyebut, pelambatan penjualan disebabkan banyaknya tenant asal Jepang yang tahun fiskal barunya dimulai pada bulan April atau tutup buku pada Maret. " Sehingga banyak tenant asal Jepang pada kuartal II baru akan menyusun budget baru sehingga tidak ada eksekusi untuk transaksi besar pada April hingga Mei. Baru dimulai kembali pada Agustus hingga September," kata Asa pada KONTAN Senin (11/5) pekan lalu. Selain karena banyak tenant yang baru akan melakukan transaksi pada semester II mendatang, Asa juga menyebut kondisi pasar properti saat ini memang sedang mengalami koreksi akibat kondisi makro ekonomi yang cenderung melemah. Dengan melemahnya kondisi makro ekonomi Indonesia, maka ada kecenderungan bagi para investor untuk menunggu melakukan pembelian lahan industri. "Namun saya yakin para investor hanya menunda pembelian saja tidak sampai membatalkan pembelian,"katanya. Untuk itu, dengan adanya kecenderungan pelambatan bahkan hingga penurunan penjualan lahan industri di kuartal II ini, perseroan berharap bisa mendapatkan peningkatan penjualan di semester II mendatang. BEST sendiri pada tahun ini menargetkan bisa menjual lahan sebanyak 35 hektare hingga 40 hektare. Hingga kuartal I 2015, perseroan telah berhasil menjual 8 hektare lahan dengan harga jual rata-rata sebesar US$ 200 per meter persegi. Hingga saat ini, perseroan tercatat masih memiliki landbank gross seluas 970 hektare. Perseroan pun berencana untuk melakukan akusisi sebanyak target penjualan lahan tahun ini. "Akusisi lahan tahun ini kami targetkan 40 hektare atau sama dengan target penjualan lahan karena kami ingin selalu bisa menggantikan jumlah lahan yang terjual,"katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News