JAKARTA. PT BFI Indonesia Tbk (BFI) membutuhkan dana Rp 6 triliun untuk modal kerja perseroan di tahun 2015 ini. Serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, mereka berencana memasoknya melalui pinjaman perbankan, penerbitan obligasi (bonds) dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN), serta channeling dan joint financing. Direktur Keuangan BFI, Sudjono memprediksi, komposisi sumber pendanaannya tahun ini akan berubah. “Kami baru menerbitkan obligasi, jadi persentase sumber pendanaan bonds dan MTN akan tambah 5%,” tuturnya, Rabu (15/4). Sehingga, komposisi sumber pendanaan secara keseluruhan juga akan berubah. Memang BFI baru menerbitkan obligasi sekitar Rp 1 triliun di Maret 2015. Penawaran obligasi tersebut merupakan tahap kedua dari Penerbitan Obligasi Berkelanjutan II senilai Rp 2,5 triliun. Selain itu, di awal kuartal kedua tahun ini, perseroan juga baru menerbitkan MTN III senilai Rp 100 miliar. Di tahun 2014, mayoritas pendanaan berasal dari pinjaman perbankan, sekitar 34%, lalu diikuti oleh channeling dan joint financing sebanyak 21% serta bonds dan MTN berkisar 14%. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 31% disumbangkan oleh ekuitas perseroan. Semua sumber tersebut dimanfaatkan untuk modal kerja perseroan dalam menyalurkan kredit bagi otomotif, alat berat, hingga properti. Tahun 2014, BFI memiliki ekuitas sebanyak Rp 3,61 triliun. Adapun hingga akhir tahun 2015 nanti, BFI berharap dapat mencapai pertumbuhan 10%. Dengan pembiayaan baru (booking) sekitar Rp 9,3 triliun dan piutang yang dikelola Rp 11,2 triliun di akhir tahun lalu, berarti perseroan berharap dapat membukukan booking Rp 10,23 triliun serta piutang yang dikelola Rp 12,32 triliun. Hingga kuartal pertama tahun Kambing Kayu ini, mereka telah menyalurkan booking Rp 2,7 triliun. Artinya, BFI telah mencapai 24% dari target bookingnya sepanjang tahun. Di saat yang sama, piutang yang dikelola perseroan telah mencapai Rp 11,8 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BFI butuh dana Rp 6 triliun untuk modal kerja
JAKARTA. PT BFI Indonesia Tbk (BFI) membutuhkan dana Rp 6 triliun untuk modal kerja perseroan di tahun 2015 ini. Serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, mereka berencana memasoknya melalui pinjaman perbankan, penerbitan obligasi (bonds) dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN), serta channeling dan joint financing. Direktur Keuangan BFI, Sudjono memprediksi, komposisi sumber pendanaannya tahun ini akan berubah. “Kami baru menerbitkan obligasi, jadi persentase sumber pendanaan bonds dan MTN akan tambah 5%,” tuturnya, Rabu (15/4). Sehingga, komposisi sumber pendanaan secara keseluruhan juga akan berubah. Memang BFI baru menerbitkan obligasi sekitar Rp 1 triliun di Maret 2015. Penawaran obligasi tersebut merupakan tahap kedua dari Penerbitan Obligasi Berkelanjutan II senilai Rp 2,5 triliun. Selain itu, di awal kuartal kedua tahun ini, perseroan juga baru menerbitkan MTN III senilai Rp 100 miliar. Di tahun 2014, mayoritas pendanaan berasal dari pinjaman perbankan, sekitar 34%, lalu diikuti oleh channeling dan joint financing sebanyak 21% serta bonds dan MTN berkisar 14%. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 31% disumbangkan oleh ekuitas perseroan. Semua sumber tersebut dimanfaatkan untuk modal kerja perseroan dalam menyalurkan kredit bagi otomotif, alat berat, hingga properti. Tahun 2014, BFI memiliki ekuitas sebanyak Rp 3,61 triliun. Adapun hingga akhir tahun 2015 nanti, BFI berharap dapat mencapai pertumbuhan 10%. Dengan pembiayaan baru (booking) sekitar Rp 9,3 triliun dan piutang yang dikelola Rp 11,2 triliun di akhir tahun lalu, berarti perseroan berharap dapat membukukan booking Rp 10,23 triliun serta piutang yang dikelola Rp 12,32 triliun. Hingga kuartal pertama tahun Kambing Kayu ini, mereka telah menyalurkan booking Rp 2,7 triliun. Artinya, BFI telah mencapai 24% dari target bookingnya sepanjang tahun. Di saat yang sama, piutang yang dikelola perseroan telah mencapai Rp 11,8 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News