BFI Finance Mencatat Piutang Pembiayaan Dikelola Rp 22,4 Triliun pada Semester I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance mencatatkan piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) senilai Rp 22,4 triliun pada semester I-2024. Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menyebut porsi piutang didominasi tujuan produktif modal kerja, yakni sebesar 57,5%. 

"Penyaluran piutang pembiayaan tersebut berkontribusi terhadap raihan total aset sebesar Rp 24,3 triliun atau naik 0,5% secara kuartalan," ucapnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/7).

Sudjono menerangkan BFI Finance berhasil mencatat pembiayaan baru (new booking) sebesar Rp 9 triliun pada semester I-2024. Dia mengatakan segmen pembiayaan roda empat masih menjadi mayoritas kontributor dengan nilai sebesar Rp 6,1 triliun.


Sudjono menyampaikan ada sejumlah faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan pada semester I-2024. Salah satunya momentum pemilu, Ramadan, dan hari-hari besar tanggal merah, sampai faktor geopolitik. 

"Hal itu ikut memengaruhi pencapaian kinerja kami selama semester I-2024. Dalam menyiasati hal tersebut, penyaluran pembiayaan dilakukan dengan lebih selektif serta melakukan diversifikasi produk guna menjaga kualitas portofolio kredit,” ungkapnya.

Baca Juga: Bisnis Pembiayaan Alat Berat Masih Bertenaga

Sementara itu, Sudjono menyebut total pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 3,1 triliun pada semester I-2024. Selain itu, pencapaian laba bersih tercatat senilai Rp 685,8 miliar.

Dilihat dari managed receivables, dia menerangkan porsi pembiayaan kendaraan bermotor masih menempati komposisi terbanyak, yakni 76,3% untuk pembiayaan kendaraan roda dua dan empat. Selain itu, pembiayaan alat berat dan mesin mengambil porsi 14,9%, pembiayaan beragun sertifikat properti 4,4%, serta pembiayaan lainnya 4,3%.

Sudjono menyebut profil risiko BFI Finance tetap terkendali dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) bruto pada semester I-2024 sebesar 1,47% dan level neto 0,29%. Pencapaian NPF bruto itu turun 50 basis poin (bps) dibandingkan per Juni 2023. 

Adapun cakupan penyisihan tercatat sebesar 2,6 kali NPF bruto perusahaan dan net gearing ratio masih menunjukkan tren positif, yakni 1,2 kali. Nilai itu jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati