BFI Finance Sebut NPF Tetap Terjaga di Bawah Level 1,5% pada Juni 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) tetap menunjukkan kinerja yang solid hingga pertengahan tahun 2024, meskipun terjadi penurunan daya beli di segmen kelas menengah yang berpotensi meningkatkan risiko kredit bermasalah atau Non-Performing Finance (NPF). 

Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia Tbk, Dian Ariffahmi, menjelaskan bahwa keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan ini didukung oleh sejumlah strategi penting.

Salah satu strategi utama yang dijalankan perusahaan adalah dengan menyalurkan pembiayaan secara lebih selektif dan melakukan diversifikasi produk untuk menjaga kualitas portofolio kredit. 


Baca Juga: BFI Finance Tak Ingin Buru-buru Eksplor Peluang Pembiayaan Kendaraan Listrik

Dian menegaskan bahwa per Juni 2024, BFI Finance berhasil mempertahankan rasio NPF di bawah 1,5%, tepatnya di angka 1,47% untuk NPF bruto, dan 0,29% untuk NPF neto, turun 50 basis poin dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Hal ini mencerminkan kemampuan BFI dalam mengelola risiko kredit yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, gearing ratio BFI Finance tetap terjaga pada level sehat, yakni 1,4x, jauh di bawah standar maksimal 10x yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Dian menambahkan bahwa meskipun sektor pembiayaan menghadapi tantangan ekonomi, BFI Finance terus fokus pada pengelolaan risiko dan kualitas kredit untuk menjaga stabilitas kinerja perusahaan.

Dampak Penurunan Kelas Menengah terhadap Kinerja Pembiayaan

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2019 hingga 2024, sekitar 9,4 juta penduduk kelas menengah turun ke kelompok aspiring middle class, mengakibatkan jumlah total kelas menengah menjadi 47,85 juta orang. 

Penurunan daya beli ini turut mempengaruhi kinerja sektor pembiayaan, termasuk kenaikan NPF di beberapa perusahaan.

Secara keseluruhan, NPF perusahaan pembiayaan tercatat naik menjadi 2,8% pada Juni 2024, dibandingkan 2,69% pada Juni 2023 dan 2,77% pada Mei 2024.

Dian mencatat bahwa sejumlah faktor turut berkontribusi terhadap kenaikan NPF ini, seperti momentum pemilihan umum, periode Ramadan, serta berbagai hari besar yang mempengaruhi daya beli masyarakat. 

Selain itu, faktor geopolitik juga mempengaruhi kondisi ekonomi dan berkontribusi terhadap fluktuasi kinerja perusahaan pembiayaan di semester pertama 2024.

 
BFIN Chart by TradingView

Kinerja Piutang Pembiayaan dan Aset

Meskipun terdapat tantangan ekonomi, BFI Finance berhasil mencatatkan pencapaian yang positif dalam hal piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables), dengan nilai mencapai Rp 22,4 triliun per Juni 2024. 

Penyaluran piutang tersebut berkontribusi pada total aset BFI Finance yang mencapai Rp 24,3 triliun, didukung oleh nilai pembiayaan baru yang tercatat sebesar Rp 9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .