KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) tetap menunjukkan kinerja yang solid hingga pertengahan tahun 2024, meskipun terjadi penurunan daya beli di segmen kelas menengah yang berpotensi meningkatkan risiko kredit bermasalah atau Non-Performing Finance (NPF). Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia Tbk, Dian Ariffahmi, menjelaskan bahwa keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan ini didukung oleh sejumlah strategi penting. Salah satu strategi utama yang dijalankan perusahaan adalah dengan menyalurkan pembiayaan secara lebih selektif dan melakukan diversifikasi produk untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Dampak Penurunan Kelas Menengah terhadap Kinerja Pembiayaan
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2019 hingga 2024, sekitar 9,4 juta penduduk kelas menengah turun ke kelompok aspiring middle class, mengakibatkan jumlah total kelas menengah menjadi 47,85 juta orang. Penurunan daya beli ini turut mempengaruhi kinerja sektor pembiayaan, termasuk kenaikan NPF di beberapa perusahaan. Secara keseluruhan, NPF perusahaan pembiayaan tercatat naik menjadi 2,8% pada Juni 2024, dibandingkan 2,69% pada Juni 2023 dan 2,77% pada Mei 2024. Dian mencatat bahwa sejumlah faktor turut berkontribusi terhadap kenaikan NPF ini, seperti momentum pemilihan umum, periode Ramadan, serta berbagai hari besar yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Selain itu, faktor geopolitik juga mempengaruhi kondisi ekonomi dan berkontribusi terhadap fluktuasi kinerja perusahaan pembiayaan di semester pertama 2024.BFIN Chart by TradingView