JAKARTA. Sejak semester II tahun lalu, perusahaan pembiayaan atawa multifinance PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah mendiversifikasi lini usahanya ke pembiayaan properti. Jika per Desember 2014 lini bisnis tersebut hanya berkontribusi kurang dari 0,5%, di tahun Kambing Kayu ini, perseroan berharap porsi tersebut dapat menggemuk hingga 1% atau lebih dari Rp 100 miliar. Sudjono, Direktur BFIN menjelaskan, sejak awal mereka memang hanya mematok target konservatif untuk lini bisnis pembiayaan properti. Pasalnya, mereka baru mulai menggarap jenis pembiayaan tersebut. Perusahaan juga belum memiliki rencana untuk menjadikan pembiayaan properti sebagai sumber utama pendapatan. "Secara value proposition memang pembiayaan properti jadi supplement product, bukan produk utama. Tahun lalu kami test product, pilot project. Di akhir tahun 2014 baru mulai perkenalkan ke masyarakat," tuturnya, Selasa (7/4). Memang mayoritas pembiayaan BFIN masih mengalir ke sektor otomotif.
BFIN patok pembiayaan properti Rp 100 miliar
JAKARTA. Sejak semester II tahun lalu, perusahaan pembiayaan atawa multifinance PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah mendiversifikasi lini usahanya ke pembiayaan properti. Jika per Desember 2014 lini bisnis tersebut hanya berkontribusi kurang dari 0,5%, di tahun Kambing Kayu ini, perseroan berharap porsi tersebut dapat menggemuk hingga 1% atau lebih dari Rp 100 miliar. Sudjono, Direktur BFIN menjelaskan, sejak awal mereka memang hanya mematok target konservatif untuk lini bisnis pembiayaan properti. Pasalnya, mereka baru mulai menggarap jenis pembiayaan tersebut. Perusahaan juga belum memiliki rencana untuk menjadikan pembiayaan properti sebagai sumber utama pendapatan. "Secara value proposition memang pembiayaan properti jadi supplement product, bukan produk utama. Tahun lalu kami test product, pilot project. Di akhir tahun 2014 baru mulai perkenalkan ke masyarakat," tuturnya, Selasa (7/4). Memang mayoritas pembiayaan BFIN masih mengalir ke sektor otomotif.