KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengklaim program makan bergizi telah menjangkau 730.000 penerima manfaat di 34 provinsi di Indonesia. 

Dadan bilang program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini ditargetkan bisa menjangkau sebanyak 1,5 juta penerima manfaat hingga pertengahan Februari mendatang. 

"Kami sedang seleksi mitra baru, di pertengahan Februari diharapkan sudah mencapai 1,5 juta penerima manfaat," pungkas Dadan dijumpai di Gedung Parlemen, Selasa (4/2). 

BI Optimistis Hadapi 2026, Perkuat Bauran Kebijakan hingga Digitalisasi

Baca Juga: ID FOOD Jalin Kolaborasi Bersama BGN untuk Program Makan Sehat Bergizi

Lebih lanjut, Dadan juga meminta kepada publik untuk tidak khawatir, jika ada daerah tertentu yang belum menerima program makan bergizi gratis ini. 

Dadan menegaskan bahwa saat ini jangkauan yang sudah mendapatkan makan bergizi gratis secara keseluruhan baru mencapai 0,8%. Artinya, memang masih ada peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah untuk memperluas jangkauan distribusi makanan. 

Dadan juga mengingatkan bahwa program ini masih baru berjalan selama satu bulan lamanya. Maka penyaluran memang dilakukan secara bertahap dengan memprioritaskan daerah tertentu. 

"Itu kan masih banyak peluangnya. Jadi bagi masyarakat nggak usah khawatir akan ketinggalan program ini karena program kami baru 0,8% berjalan. Peluangnya masih besar," ujarnya. 

Baca Juga: Kementerian Kelautan dan Perikanan Memulai Simulasi Program Makan Gizi Gratis

Dirinya juga menambahkan bagi masyarakat yang ingin menjadi mitra Badan Gizi Nasional (BGN) untuk pengadaan makan bergizi gratis masih terbuka lebar. 

Syaratnya, masyarakat diharapkan mendaftar ke laman resmi BGN yakni mitra.bgn.go.id dan memenuhi ketentuan yang sudah tertuang di dalamnya. 

Dadan juga turut menghimbau kepada masyarakat untuk tidak tertipu kepada oknum yang mengatasnamakan pegawai BGN, terlebih jika dimintai uang dengan janji akan mendapatkan imbalan tertentu. 

"Karena kami tidak pernah memungut bayaran. Jadi kalau ada yang mengaku-ngaku itu dipastikan bukan orang Badan Gizi Nasional," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News