Bhakty, mantan tenaga penjual yang sukses di jasa logistik



Berbekal pengalaman di tempat bekerja sebelumnya, Bhakty Kasry berhasil membesarkan Pandu Logistics. Kini, usaha yang berusia hampir 20 tahun ini punya 155 cabang. Omzet dari cabang Jakarta saja telah mencapai Rp 11 miliar sebulan.Ekonomi yang terus membaik memberikan peluang yang besar bagi bisnis distribusi dan pengiriman barang. Maklum, seiring pertumbuhan ekonomi, kebutuhan jasa pengiriman barang juga terus meningkat. Kondisi inilah yang mendorong Bhakty Kasry nekat mendirikan usaha jasa logistik bernama Pandu Logistics di bawah payung PT Pandu Siwi Sentosa.Berbekal modal nekat itu, kini, bisnis Bhakty telah berkembang pesat. Saat ini, jumlah cabang Pandu Logistics sudah mencapai 155, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Di Jakarta saja, jumlah karyawannya mencapai 750 orang. Tak cuma cabang yang menjamur, volume pengiriman barang Pandu Logistics juga cukup besar, yakni sekitar 25 ton sehari. Alhasil, omzet yang dibukukan Pandu Logistics juga cukup gendut. Di wilayah Jakarta saja, Bhakty bilang, Pandu Logistics mampu meraup omzet Rp 11 miliar per bulan. Jika menyimak perjalanan hidupnya, Bhakty pasti tak menduga akan menjadi pebisnis sukses seperti sekarang. Berbekal pendidikan pas-pasan, pria 58 tahun ini harus meninggalkan tanah kelahirannya dan meniti karier dari nol di Ibukota. Sekitar tahun 1971, Bhakty sempat mengenyam pendidikan bidang keuangan di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Tak tuntas mengenyam pendidikan di sekolah itu, dia melanjutkan pendidikan serupa di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. “Saya sekolah putus-putus karena sambil bermain bola,” aku bapak dua putri ini.Saat masih remaja, Bhakty memang keranjingan sepakbola. Bahkan, ia pernah bergabung dengan klub Persija Junior dan Indonesia Muda. Sebagai pemain kanan belakang, dia juga pernah berlaga dalam pertandingan Gala Karya. Selain olahraga, keharusan bekerja juga turut membuat konsentrasi belajar Bhakty buyar. Tapi, ia tak memiliki banyak pilihan. Kondisi keuangan keluarga yang pas-pasan mengharuskan ia berjibaku menambal kebutuhan hidup. Oh, ya, ayah Bhakty adalah seorang pegawai di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV, adapun ibunya petani ladang di Medan, Sumatra Utara.Pekerjaan pertama yang dilakoni Bhakty adalah tenaga penjual atau salesman di PT Permorin, perusahaan yang bergerak di bidang jual beli otomotif. Pekerjaan ini mengantarkan Bhakty bertemu dengan calon pembeli mobil yang kebetulan merupakan petinggi di perusahaan jasa logistik DHL. Caranya menangani klien menarik perhatian pengusaha itu. Bhakty pun kemudian ditawari bekerja di DHL. “Saya terima karena dijanjikan pelatihan di Singapura. Saya, kan, belum pernah ke luar negeri,” kenangnya geli.Bhakty sangat giat bekerja. Selama 11 tahun berkarier di DHL, pria yang suka mengoleksi foto bersama para ustadz ini memperoleh promosi jabatan hingga empat kali. Awalnya, dia hanya salesman. Dua tahun kemudian, dia diangkat menjadi supervisor, lalu naik menjadi area manager. Lantaran kinerjanya baik, jabatan Bhakty kembali naik menjadi sales manager. Terakhir, ia berhasil menggenggam jabatan bergengsi, country sales manager. “Selama pegang jabatan itu, saya bisa menambah 30 cabang DHL,” katanya.Memilih pasar domestikTapi, meski memiliki karier cemerlang, Bhakty tetap gelisah. Pada tahun 1991, dia mengundurkan diri dari perusahaan yang ia akui telah membesarkannya itu. Alasannya, dia ingin membuka usaha sendiri.Tak menyia-nyiakan ilmu yang sudah ia dapat bertahun-tahun, Bhakty mendirikan jasa logistik sendiri bernama Pandu Logistics pada 1992. Modal awal yang ia kucurkan tak lebih dari Rp 50 juta. Modal ini merupakan hasil keringat yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun.Ternyata, membuka usaha sendiri tak mudah. Pria yang hobi tenis lapangan ini mengaku sempat kocar-kacir ketika merintis usaha. Bhakty tak kesulitan mencari pelanggan. Namun, ia terbentur pada permodalan yang terbatas dan sistem manajemen yang masih amburadul. “Permintaan pengiriman banyak tapi modal cekak,” ungkapnya. Ia harus menghadapi kendala itu selama dua tahun pertama.Menginjak tahun ketiga, Bhakty mulai bisa bernapas lega. Usaha yang sudah berjalan membuatnya lebih gampang mencari pendanaan dari bank. Pinjamannya beragam, mulai Rp 100 juta sampai Rp 300 juta. Pandu Logistics juga mulai mencatatkan pertumbuhan pendapatan fantastis, bahkan mencapai 50% per tahun. Kini, kondisi industri jasa pengiriman barang dan logistik memang telah berubah. Jumlah pemain yang kian banyak membuat pendapatan Pandu Logistics hanya bisa tumbuh sekitar 12%–15% per tahun.Tapi, Bhakty tetap optimistis, prospek bisnis jasa logistik yang ia geluti masih cerah. Strategi Pandu Logistics adalah fokus menggarap pasar domestik. “Kalau bermain di global, kami harus berhadapan dengan pemain besar yang jaringannya lebih kuat,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi