KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan asuransi jiwa PT Bhinneka Life Indonesia optimisme tahun ini bisa melanjutkan pencapaian positif yang diraih tahun lalu, meskipun ada kekhawatiran pelemahan ekonomi di 2023. Optimisme itu menguat setelah melihat performa Bhinneka Life di kuartal pertama 2023 yang jauh di atas industri asuransi. ”Kami meraih
growth yang positif. Kami berupaya menjaga agar
growth ini
sustain, bahkan bisa lebih baik dari tahun lalu,” kata Direktur Utama Bhinneka Life Benny Indra dalam keterangannya, Rabu (21/6). Dia menjelaskan, pada kuartal pertama 2023, pendapatan premi Bhinneka Life tumbuh 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan itu jauh lebih tinggi dari industri asuransi yang minus 11 %.
Benny optimistis meraih pertumbuhan 25%. Atau bahkan bisa lebih besar dari pencapaian tahun lalu yang meraih pertumbuhan pendapatan premi sebesar 33% atau menjadi Rp 585,45 miliar (
unaudited).
Baca Juga: OJK Persilahkan Asuransi Kendaraan Listrik Lebih Rendah, Ini Kata Pengamat Laba perusahaan juga meningkat 133% menjadi Rp 13,96 miliar (
unaudited), RBC Bhinneka Life pun turut meningkat 73% menjadi 350,95% (
unaudited), dan total aset meningkat 17% menjadi Rp 1,68 triliun (
unaudited) jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2021. Tahun 2022 itu, Bhinneka Life telah membayarkan klaim ke nasabah senilai Rp 753,4 miliar. Benny menambahkan, industri asuransi belum sepenuhnya pulih setelah terpuruk akibat pandemi Covid 19. Hal itu disebabkan penjualan tatap muka terhenti. Saat ini setelah pandemi usai, industri juga menghadapi kendala dengan berlakunya kebijakan untuk produksi premi Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau
unit link. Terjadi peralihan produk dan metode pembayaran yang dipilih nasabah. Nasabah memilih ke produk tradisional. Benny Indra melanjutkan, Bhinneka Life bisa tumbuh jauh di atas industri karena selama ini kuat di produk tradisional. Makanya, bagi Bhinneka Life, apa yang terjadi di industri asuransi itu tidak terpengaruh, karena mayoritas produk adalah tradisional. Meskipun demikian, Benny Indra tetap mengantisipasi dengan adanya pelemahan ekonomi global yang berpengaruh pada ekonomi nasional. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global pada 2023 bukanlah tantangan yang mudah. Terutama akibat ketegangan geopolitik yang berimbas pada disrupsi rantai pasok global yang berpotensi berimbas pada perekonomian nasional. Menurut Benny, kondisi itu bisa disikapi dengan tetap melakukan upaya penetrasi pasar, termasuk meningkatkan literasi keuangan ke masyarakat. Langkah yang ditempuh dengan melakukan edukasi saat penjualan.
Baca Juga: Perkuat Sektor Pembiayaan, Askrindo Syariah Jalin Kerjasama dengan Bank NTB Syariah Benny Indra menegaskan, salah satu hal yang menjadi perhatian utama mereka adalah masalah edukasi dan pengetahuan terhadap produk. Edukasi bagi masyarakat perlu dilakukan terus menerus agar masyarakat memiliki pengetahuan yang benar tentang asuransi secara umum dan juga produk-produk asuransi itu sendiri. Sedangkan, edukasi terhadap tenaga penjual perlu dilakukan secara rutin agar mereka memiliki pengetahuan yang baik dan benar terhadap produk yang akan dijual kepada konsumen. Hal ini penting agar tidak terjadi
missselling dan pada akhirnya terjadi perselisihan antara konsumen dan perusahaan asuransi. Hal-hal seperti inilah yang harus dihindari. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi