BHIT akan jual saham baru Rp 1,1 triliun



JAKARTA. PT MNC Investama Tbk (BHIT) kembali mencari dana lewat pasar modal. Kali ini, BHIT berniat mencari dana sebesar Rp 1,08 triliun. Caranya, BHIT akan menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD).

Darma Putra, Direktur BHIT memaparkan, perusahaannya akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,7 miliar saham atau setara dengan 10% modal disetor dalam aksi korporasi yang kerap disebut dengan private placement tersebut.

Dalam aksi itu, BHIT memasang harga pelaksanaan saham di Rp 400 per saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga tersebut lebih tinggi 14,62% dari harga pasar sekunder pada Jumat (12/9) yang ada di level Rp 349 per saham. "Perkiraan jadwal penerbitan saham baru pada 22 September 2014," ujar Darma, akhir pekan lalu (12/9).


Dalam penerbitan saham itu, Charlton Group Holdings Ltd dan Marco Prince Corp akan bertindak sebagai pembeli siaga. Nah, nantinya, dana hasil private placement akan digunakan untuk modal kerja BHIT dan membiayai partisipasi dalam penerbitan saham baru (rights issue) anak usaha BHIT, yakni PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP).

Sebelum aksi menambah modal, jumlah saham biasa BHIT tercatat sebanyak 35,99 miliar. Setelah aksi korporasi ini, jumlah saham BHIT akan naik menjadi 38,7 miliar saham. Dengan begitu, para pemegang saham lama akan terdilusi sebanyak-banyaknya 10% setelah non-HMETD ini.

Sementara, BCAP melepas 2,62 miliar saham biasa yang setara 65,6% modal disetor dan ditempatkan penuh melalui rights issue. Harga pelaksanaan rights issue ditetapkan Rp 900. Dari aksi itu, BCAP meraih dana Rp 2,34 triliun yang akan digunakan untuk melunasi uang muka yang diterima dari HT Capital Investment Ltd. BCAP juga mengalokasikan maksimum Rp 201 miliar untuk ikut berpartisipasi dalam rights issue PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP).

Kinerja merosot

Beralih ke soal kinerja, sampai semester I tahun ini, kinerja BHIT sedikit mengecewakan. Pendapatan BHIT memang meningkat 9,33% menjadi Rp 6,09 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang Rp 5,57 triliun.

Namun laba bersih BHIT anjlok 49,25% menjadi Rp 226,01 miliar. Ini semua berawal dari beban langsung BHIT yang melonjak lebih tinggi dari kenaikan pendapatan yakni 15,2% menjadi Rp 3,41 triliun. Akibatnya, pertumbuhan laba kotor kian menipis yakni hanya 2,68% menjadi Rp 2,68 triliun.

Kinerja BHIT kian berat karena beban umum dan administrasi meningkat 0,63% menjadi Rp 1,12 triliun. Begitu juga beban keuangan yang naik 37,11% menjadi Rp 429,46 miliar. Dus, laba sebelum pajak BHIT turun 15,17% menjadi Rp 1,23 triliun.

Karena penurunan laba bersih tersebut, laba bersih per saham BHIT ikutan anjlok menjadi Rp 6,4 per saham dari sebelumnya Rp 12,9 per saham.

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menilai, aksi private placement bisa membuat saham BHIT bisa terkerek ke harga pelaksanaan private placement. William mencatat, harga tertinggi BHIT setahun terakhir ada di Rp 405. Namun, seandainya dalam waktu dekat harga BHIT tak mampu mendekati Rp 400, ia menyangsikan saham BHIT dapat menanjak. William merekomendasikan sell on strength untuk saham MNC Investama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie