JAKARTA. PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) berkoar mengincar lima tambang batubara di Kalimantan. Perusahaan ini pun berambisi untuk segera merealisasikan akuisisi tambang tersebut di tahun ini. Direktur Oil and Gas BHIT Budiono menyebutkan tambang yang diakuisisi harus memenuhi persyaratan khusus yaitu cadangan batubara. "Kalau kalori menengah cadangannya yang dicari 30 juta ton tapi kalau yang rendah paling antara 20 juta ton hingga 30 juta ton," ujarnnya saat dihubungi Kontan, Rabu (22/2). Sebagai catatan saja, BHIT saat ini telah memiliki sembilan tambang yang berada di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. “Satu lokasi di Sumsel telah berproduksi 70 ribu ton per bulan atau 840 ribu ton per tahun dan akan kami tingkatkan menjadi 100 ribu atau 1,2 juta ton per tahun,” tambahnya. Akhir tahun ini BHIT akan memulai produksi tambang batubara di dua lokasi di Sumsel. Namun, pada tahap awal tingkat produksi masih kecil, masing-masing antara 20-40 ribu ton per bulan atau hingga 480 ribu ton per tahun. Rata-rata kalori di Sumatera termasuk rendah sedangkan di Kalimantan Timur merupakan kalori menengah. Lebih lanjut Budiono yakin bahwa emiten dengan kode saham BHIT itu mampu memiliki cadangan batubara sebanyak 500 juta ton. “Kami terbuka untuk mengambil alih tambang-tambang batubara, jika ada penawaran dengan nilai ekonomi dan jumlah cadangan yang menurut kami memadai, maka akan diambil segera,” jelasnya. Saat ini, kontrak penjualan batubara BHIT sebesar 150 ribu ton per bulan atau mencapai 1,8 juta ton per tahun. Sebagian besar produksi dikapalkan ke pasar ekspor. “Selama ini, kami memiliki pelanggan tetap antara lain China, Korea Selatan dan India. Ke depan, ekspor masih ke tiga negara itu juga,” pungkas Budiono.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BHIT incar lima tambang batubara
JAKARTA. PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) berkoar mengincar lima tambang batubara di Kalimantan. Perusahaan ini pun berambisi untuk segera merealisasikan akuisisi tambang tersebut di tahun ini. Direktur Oil and Gas BHIT Budiono menyebutkan tambang yang diakuisisi harus memenuhi persyaratan khusus yaitu cadangan batubara. "Kalau kalori menengah cadangannya yang dicari 30 juta ton tapi kalau yang rendah paling antara 20 juta ton hingga 30 juta ton," ujarnnya saat dihubungi Kontan, Rabu (22/2). Sebagai catatan saja, BHIT saat ini telah memiliki sembilan tambang yang berada di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. “Satu lokasi di Sumsel telah berproduksi 70 ribu ton per bulan atau 840 ribu ton per tahun dan akan kami tingkatkan menjadi 100 ribu atau 1,2 juta ton per tahun,” tambahnya. Akhir tahun ini BHIT akan memulai produksi tambang batubara di dua lokasi di Sumsel. Namun, pada tahap awal tingkat produksi masih kecil, masing-masing antara 20-40 ribu ton per bulan atau hingga 480 ribu ton per tahun. Rata-rata kalori di Sumatera termasuk rendah sedangkan di Kalimantan Timur merupakan kalori menengah. Lebih lanjut Budiono yakin bahwa emiten dengan kode saham BHIT itu mampu memiliki cadangan batubara sebanyak 500 juta ton. “Kami terbuka untuk mengambil alih tambang-tambang batubara, jika ada penawaran dengan nilai ekonomi dan jumlah cadangan yang menurut kami memadai, maka akan diambil segera,” jelasnya. Saat ini, kontrak penjualan batubara BHIT sebesar 150 ribu ton per bulan atau mencapai 1,8 juta ton per tahun. Sebagian besar produksi dikapalkan ke pasar ekspor. “Selama ini, kami memiliki pelanggan tetap antara lain China, Korea Selatan dan India. Ke depan, ekspor masih ke tiga negara itu juga,” pungkas Budiono.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News