BHIT mengundang investor strategis



JAKARTA. PT Bhakti Investama Tbk siap menghimpun dana dari pasar modal. Emiten berkode saham BHIT itu menjadwalkan penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), Selasa (9/10).

Jumlah saham tanpa HMETD itu 2,18 miliar. Selain mengundang investor strategis, Bhakti juga telah dan akan menerbitkan saham melalui pelaksanaan Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) sebanyak 868,3 juta saham. Jadi, total saham yang akan terbit sebanyak 3,05 miliar saham. Jumlah itu setara 9,11% dari total saham BHIT.

BHIT telah mendapatkan dua calon mitra strategis yang menjadi pembeli saham tanpa HMETD itu, yakni Charlton Group Holdings Ltd dan Marco Prince Corp. "Keduanya dipastikan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan BHIT," kata Direktur Bhakti Investama, Wandhy Wira Riadi, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (5/10) lalu.


Dalam penerbitan 2,18 miliar saham tanpa HMETD, BHIT menetapkan harga pelaksanaan senilai Rp 490 per seham. Jadi perusahaan yang dikendalikan konglomerat Hary Tanoesoedibjo itu, bakal meraih Rp 1,07 triliun. Harga pelaksanaan disepakati berdasarkan harga penutupan BHIT di Bursa Efek Indonesia pada 24 September 2012.

BHIT akan memakai dana penerbitan saham baru untuk membiayai sejumlah proyek yang prospektif dan menguntungkan. Tapi manajemen tidak menjelaskan secara rinci proyek yang akan dibiayai.

Yang pasti, hingga September 2012, BHIT terus menggelar beberapa aksi korporasi. Pertama, BHIT telah meneken sales and purchase agreement atas mandatory exchangeable bond (MEB) yang dapat ditukarkan dengan 55% saham PT Bhakti Coal Resources, perusahaan terafiliasi. Nilai transaksi MEB itu mencapai Rp 970,2 miliar.

Bhakti Coal adalah pemilik mayoritas dari delapan tambang di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatra Selatan. Bhakti Coal setidaknya menguasai tambang seluas 92.000 hektare. Satu dari delapan tambang tadi telah berproduksi, sementara dua tambang lagi ditargetkan berproduksi pada November 2012.

BHIT juga telah meneken sales and purchase agreement atas MEB yang dapat ditukar dengan 51% saham PT Nuansacipta Coal Investment. Nilai transaksi MEB itu mencapai Rp 350 miliar. Nuansacipta adalah pemilik areal pertambangan di Samarinda Kalimantan Timus seluas 2.003 ha.

Kedua, BHIT telah meneken dokumen transaksi untuk mengakuisisi kepemilikan mayoritas proyek pertambangan minyak dan gas bumi yang berlokasi di Papua. Namun tak dijelaskan berapa nilai transaksi tersebut.

Ketiga, BHIT melalui anak usahanya, Bhakti Capital, telah merealisasikan rencana akuisisi perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum, "Masing-masing pada bulan November 2010 dan Desember 2011," ujar Wandhy.

Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan, aksi korporasi BHIT tidak akan signifikan mengerek sahamnya. Menurut dia, proyek investasi yang bakal dibiayai dari penambahan modal ini kurang prospektif dalam jangka pendek. Misalnya proyek pertambangan batubara. Saat ini harga komoditas termasuk batubara terus menurun dan dalam jangka pendek proyek itu kurang menguntungkan.

Begitu pula rencana mengakuisisi bank. Kiswoyo bilang, saat ini persaingan antar-perbankan sangat ketat. Dia tak yakin investasi di bank komersial bisa mendongkrak kinerja BHIT.

Aksi penerbitan saham baru juga berpotensi menekan harga saham BHIT hingga akhir tahun ini. Kiswoyo memprediksi harga BHIT di akhir tahun menyusut ke Rp 425 - Rp 450 per saham. Maka itu, Kiswoyo merekomendasikan sell saham BHIT. Harga saham BHIT, pada penutupan Jumat lalu, tidak beranjak dari posisi Rp 510 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro