KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Strategi kripto Kerajaan Bhutan memasuki babak baru setelah terungkap bahwa negara tersebut mentransfer sebagian kepemilikan Bitcoin (BTC)-nya ke platform perdagangan kripto global Binance. Langkah ini memunculkan spekulasi bahwa negara Himalaya tersebut tengah bersiap untuk menjual sebagian aset digitalnya.
Bhutan Kirim BTC ke Binance, Tanda Siap Jual?
Menurut data on-chain terbaru dari Arkham Intelligence yang dilansir oleh Finbold, Bhutan tercatat telah memindahkan 137,245 BTC senilai sekitar US$14,77 juta (Rp 242 miliar) ke Binance pada 30 Juni 2025. Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak kerajaan atau lembaga terkait, pengiriman aset kripto ke bursa biasanya diartikan sebagai langkah awal menuju penjualan.Potensi Dampak ke Harga Bitcoin Global
Perpindahan BTC dalam jumlah besar ke bursa dapat menimbulkan tekanan jangka pendek pada harga Bitcoin. Terlebih lagi, kondisi pasar saat ini cukup sensitif, dengan BTC menghadapi penolakan berulang di kisaran US$110.000. Pada saat berita ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di harga sekitar US$107.636. Jika Bhutan memutuskan untuk menjual sebagian besar BTC-nya, hal ini berpotensi memperburuk koreksi harga yang sedang terjadi. Meskipun begitu, jumlah yang dikirim baru sekitar 1% dari total kepemilikan negara, sehingga dampaknya mungkin masih terbatas — tergantung pada volume perdagangan dan sentimen pasar saat ini.Bhutan vs El Salvador: Strategi Berbeda, Tujuan Sama
Bhutan saat ini menjadi salah satu dari sedikit negara yang secara aktif mengakumulasi Bitcoin, bersanding dengan El Salvador. Namun, strategi keduanya berbeda secara signifikan.- El Salvador: Mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan menerapkan pendekatan "tidak menjual" (buy and hold), dengan pembelian rutin oleh pemerintah.
- Bhutan: Lebih fokus pada mining berskala besar dan pengembangan ekosistem, termasuk kemungkinan melakukan penjualan sebagian BTC untuk pembiayaan proyek digital.