BI Ajak Eksportir Bahas Devisa Hasil Ekspor Agar Parkir Lama di Dalam Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal bulan Desember lalu, Bank Indonesia (BI) melakukan pertemuan dengan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) untuk membahas devisa hasil ekspor (DHE).

Sebagaimana yang sudah diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat meminta BI untuk segera membuat kebijakan agar eksportir lebih tertarik menyimpan DHE di perbankan dalam negeri.

Ini terjadi lantaran di tengah ketidakpastian dan pelemahan nilai tukar rupiah, BI juga harus mati-matian melakukan intervensi. Upaya intervensi ini kemudian menyedot cadangan devisa Indonesia. Sehingga BI harus putar otak agar cadangan devisa tidak kembali tergerus. Salah satunya dengan membawa balik DHE ke Indonesia dan menganya bertahan di perbankan dalam negeri lebih lama.


Ketua GPEI Benny Soetrisno mengatakan, dalam pertemuan melalui zoom meeting tersebut, pihaknya menjelaskan bahwa instrumen dollar Amerika Serikat (AS) dalam negeri masih kalah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Instrument yang dimaksud diantaranya, deposito, obligasi pemerintah dan lainnya. 

Sehingga, karena instrument yang ditawarkan dalam negeri belum menarik, maka eksportir memutuskan untuk menyimpan DHE-nya di perbankan luar negeri selama dolar AS tersebut belum digunakan, meskipun setelah melakukan ekspor, dolar AS hasil ekspor biasanya masuk dulu ke sistem di perbankan di Indonesia. 

“Bertemu dengan staff bidang Devisa Hasil ekspor, awal bulan ini (Desember) kita hanya menjelaskan bahwa instrumen dolar AS dalam negeri masih kalah dengan di negara tetangga,” tutur Benny kepada Kontan.co.id, Selasa (27/12).

Baca Juga: Strategi BI agar Devisa Hasil Ekspor Bertahan Lebih Lama Dalam Negeri

Dengan keuntungan yang lebih menarik tersebut, lanjut Benny, akhirnya pengusaha memilih menyimpan DHE di bank luar negeri selama dollar AS tersebut belum digunakan, meskipun setelah melakukan ekspor, dolar AS hasil ekspor biasanya masuk dulu ke sistem di perbankan di Indonesia.

Sayangnya, Benny tidak menjelaskan lebih lanjut dari hasil pertemuan tersebut. Begitu pula apakah akan ada pertemuan selanjutnya agar benang merah dari permasalahan ini segera selesai.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI akan menerbitkan instrumen operasi moneter valas yang baru untuk membuat eksportir makin betah parkir DHE.

Instrumen operasi moneter valas tersebut dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif dengan luar negeri, berdasarkan mekanisme pasar yang transparan.

“Dengan adanya ini, kami berharap DHE SDA yang masuk akan lebih lama karena mendapatkan imbal hasil lebih lama dan kompetitif dengan yang terima di luar negeri,” tutur Perry saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Kamis (22/12).

Perry menjelaskan lebih lanjut terkait mekanisme imbal hasil yang nantinya ditawarkan.  Ia mengambil contoh, misal untuk tenor 1 bulan, rata-rata suku bunga yang ditawarkan di luar negeri sebesar 3,7%.

Nah, untuk menarik para eksportir, maka BI akan melakukan lelang dengan menawarkan term deposit valas dengan suku bunga yang ditawarkan sekitar 3,75% hingga 4%.

Namun, suku bunga yang didapat nantinya akan tergantung bidikan dari para bank. Dengan demikian, perbankan bisa mendapatkan spread dari nasabah.

Baca Juga: Menakar Kekuatan DHE Guna Menambah Amunisi Cadangan Devisa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat