JAKARTA. Kabar gembira untuk menenangkan pasar keuangan tak kunjung datang. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed malah membuat ketidakpastian terus berlanjut dengan menunda lebih jauh rencana kenaikan suku bunga acuannya. Akibatnya, nilai tukar rupiah versi kurs tengah Bank Indonesia (BI) bertengger di posisi Rp 13.324 per dollar AS, Jumat (19/6). Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar rupiah bakal berada dalam kondisi yang perlu terus diwaspadai hingga akhir tahun. Melihat tekanan tersebut, otoritas bank sentral akan menindaklanjuti kerja sama antar bank sentral dalam Bilateral Swap Arrangement (BSA) ataupun dikenal Chiang Mai Initiative. Tindak lanjut yang dilakukan ialah dengan mengintensifkan komunikasi dengan setiap bank sentral negara anggota BSA. "Kami mulai berkomunikasi dengan institusi itu," terang Agus, Jumat (19/6). Sayangnya, BI masih bungkam apakah akan menambah porsi BSA atau menyasar anggota BSA baru.
BI akan aktifkan perjanjian bilateral swap
JAKARTA. Kabar gembira untuk menenangkan pasar keuangan tak kunjung datang. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed malah membuat ketidakpastian terus berlanjut dengan menunda lebih jauh rencana kenaikan suku bunga acuannya. Akibatnya, nilai tukar rupiah versi kurs tengah Bank Indonesia (BI) bertengger di posisi Rp 13.324 per dollar AS, Jumat (19/6). Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar rupiah bakal berada dalam kondisi yang perlu terus diwaspadai hingga akhir tahun. Melihat tekanan tersebut, otoritas bank sentral akan menindaklanjuti kerja sama antar bank sentral dalam Bilateral Swap Arrangement (BSA) ataupun dikenal Chiang Mai Initiative. Tindak lanjut yang dilakukan ialah dengan mengintensifkan komunikasi dengan setiap bank sentral negara anggota BSA. "Kami mulai berkomunikasi dengan institusi itu," terang Agus, Jumat (19/6). Sayangnya, BI masih bungkam apakah akan menambah porsi BSA atau menyasar anggota BSA baru.