JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji rencana untuk mengatur biaya tambahan (surcharge) pada transaksi di kartu kredit. Deputi Gubernur BI Ronald Waas menyampaikan, sekarang ini belum ada aturan main secara detail untuk pengenaan biaya tambahan pada alat pembayaraan menggunakan kartu (APMK) ini sehingga BI ingin mengatur biaya tersebut. Salah satunya, BI ingin membenahi pengenaan biaya tambahan ketika nasabah melakukan transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit di merchant. Pasalnya, pengenaan biaya tambahan transaksi di merchant bervariatif tergantung dari nilai transaksi. "Kami akan mengatur batas maksimum biaya tambahan tersebut," kata Ronald, Senin (23/5). BI belum dapat menyampaikan batasan tarif untuk biaya tambahan di kartu kredit, karena regulator ingin melakukan diskusi dengan perbankan, penerbit kartu dan industri terkait bisnis AMPK dalam penentuan harga yang wajar untuk pengguna kartu. "Kami belum memutuskan penerapan batasan tarif tersebut di tahun 2016 ini atau tidak," terangnya.
BI akan atur biaya tambahan pada kartu kredit
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji rencana untuk mengatur biaya tambahan (surcharge) pada transaksi di kartu kredit. Deputi Gubernur BI Ronald Waas menyampaikan, sekarang ini belum ada aturan main secara detail untuk pengenaan biaya tambahan pada alat pembayaraan menggunakan kartu (APMK) ini sehingga BI ingin mengatur biaya tersebut. Salah satunya, BI ingin membenahi pengenaan biaya tambahan ketika nasabah melakukan transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit di merchant. Pasalnya, pengenaan biaya tambahan transaksi di merchant bervariatif tergantung dari nilai transaksi. "Kami akan mengatur batas maksimum biaya tambahan tersebut," kata Ronald, Senin (23/5). BI belum dapat menyampaikan batasan tarif untuk biaya tambahan di kartu kredit, karena regulator ingin melakukan diskusi dengan perbankan, penerbit kartu dan industri terkait bisnis AMPK dalam penentuan harga yang wajar untuk pengguna kartu. "Kami belum memutuskan penerapan batasan tarif tersebut di tahun 2016 ini atau tidak," terangnya.