KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal pekan depan BI dijadwalkan akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG). Dalam agenda tersebut Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper melihat, bahwa BI belum akan menaikan suku bunga untuk bulan ini alasannya karena The Fed baru akan menaikan suku bunga pada bulan depan. Dia mengatakan terlalu cepat jika BI menaikan suku bunga pada saat ini. Dengan asumsi suku bunga tetap, IHSG diprediksi akan bergerak dalam rentang konsolidasi. Namun menjelang pentapan suku bunga Investor akan cenderung mengantisipasi sehingga IHSG berpotensi mengalami koreksi, “selain itu rilis kinerja keuangan kuartal tiga diharapkan mampu menopang IHSG,” ujarnya. Dennies menyarankan agar investor tidak harus panik, namun menurutnya investor harus wait and see terlebih dahulu hingga akhir tahun, karena jika suku bunga naik semua sektor cenderung ikut melemah.
Sementara itu, Direktur Investa Saran Mandiri Hanskwee memperkirakan bahwa The Fed memang akan menaikan suku bunga pada Desember nanti karena data-data ekonomi AS terlihat cukup bagus . “Kalau saya lihat, The Fed optimis untuk menaikan suku bunga ke 25 bps,” ujarnya. Dia menilai BI akan menyeimbangi kenaikan The Fed dengan cara merespon menaikan suku bunga ke 25 bps. Hans mengatakan, kenaikan suku bunga cukup positif untuk pasar, jika suku bunga naik biasanya pasar akan menguat, sedangkan jika suku bunga turun ataupun tetap malah pasar saham akan terkoreksi alasannya karena pasar saham melihat nilai tukar sebagai acuan. Jika BI akhirnya kembali menaikan suku bunga, Hans mengatakanhindari saham-saham perbankan dan properti, karena biasanya saham-saham tersebut akan terkoreksi turun. Dia menambahkan pada Desember nanti beli saham-saham infrastruktur dan kontruksi milik BUMN, karena cash flow saham-saham plat merah biasanya diakhir tahun akan membaik. Hans merekomendasikan buy WIKA dengan traget harga Rp 1.711 sampai tahun depan, Buy WTON dengan target harga Rp 525, Buy JSMR dengan target harga Rp 5.311 sampai tahun depan. Adapun Senior Analyst Research Devision Anugera Sekuritas Indonesia Bertoni Rio mengungkapkan, saat ini memang Indonesia sedang menghadapi tekanan global cukup besar seperti adanya perang dagang, gejolak geopolitik uni Eropa, yield obligasi AS naik. Maka dari itu dengan adanya rencana The Fed menaikan suku bunga pada Desember nanti dia memprediksi bahwa BI juga akan menaikan suku bunga acuan ke 50 bps hingga akhir tahun ini. Lebih lanjut Bertoni mengungkapkan, dengan adanya kenaikan suku bunga diharapkan bisa mengurangi cash flow foreign dan bisa mengurangi fluktuatif pergerakan rupiah terhadap dollar AS. “Dengan adanya kenaikan suku bunga nanti, diharapkan tidak ada lagi peralihan investasi dari saham ke surat utang yang lebih menjanjikan dibandingkan ketidakpastian pasar saham,” katanya.
Dengan asumsi suku bunga naik, IHSG berpotensi menguat di level 5.780 – 5.900, sedangkan rupiah akan bergerak di Rp 14.800 – Rp 15.250. Apabila nantinya suku bunga naik, emiten yang banyak menerbitkan obligasi dollar AS dan emiten yang bergantung pada impor sebaiknya dihindari, menurut Bertoni sebab pemerintah telah menaikan pajak impor. Bertoni menyarankan agar Investor jangan terlalu panik dengan sentimen negatif dari luar, lantaran hal tersebut hanya terjadi dalam waktu jangka pendek saja. Dia menilai sektor yang paling menarik saat ini adalah pakan dan ternak, karena sektor tersebut tidak berdampak pada sentimen yang terjadi dari luar negeri. Dia merekomendasikan Buy JPFA dengan target harga Rp 2.400 sampai tahun depan dan Buy CPIN Rp 6.000 sampai tahun depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .