BI Akan Segera Rilis 3 Layanan Baru BI-Fast untuk Menyasar Korporasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai biaya tranfer BI-Fast belum waktunya untuk diturunkan meskipun transaksinya melaju kian pesat. Tarif maksimal Rp 2.500 yang berlaku saat ini dipandang masih menggambarkan keseimbangan antara industri dan masyarakat. 

Untuk saat ini, BI masih memilih fokus untuk meningkatkan layanan BI-Fast dan juga jumlah pesertanya. Namun, ke depannya, kebijakan tarif tersebut tetap akan dikaji ulang untuk dilakukan penyesuaian seiring dengan perkembangan transaksi dan pesertanya. 

"Terkait pricing, BI selalu memperhatikan bagaimana interkoneksinya yang meliputi banyak komponen, ada investasi, operasional, pengembangan dan lain-lain. Tapi intinya, asesmen dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan antara industri dan masyarakat. Untuk saat ini masih seimbang. Tetapi ke depan, tentu kami akan terus mereview keseimbangan kebijakan harga ini," kata Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono baru-baru ini.


Sementara Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menjelaskan fokus BI tahun ini adalah menambah jumlah peserta BI-Fast dan memperluas layanan. Saat ini, layanan BI-Fast baru bisa digunakan untuk transfer credit.

Pada pertengahan tahun, BI akan menambah beberapa layanan baru yakni direct debit, bulk credit atau transfer dalam jumlah besar, dan request payment. Juda bilang, dengan tambahan layanan itu maka korporasi akan semakin banyak menggunakan layanan BI-Fast. 

"Sekarang BI-Fast lebih banyak digunakan nasabah konsumer dan ritel. Nantinya, dengan ada tambahan layanan maka korporasi akan banyak memakainya," tambah Juda. 

Dengan layanan baru  bulk credit , perusahaan-perusahaan  yang ingin membayar gaji atau alat-alat operasional kantor bisa dibuat rekapannya atau transfer bisa dilakukan secara gelondongan.  Layanan baru yang menyasar korporasi ini diharapkan bisa semakin meningkatkan transaksi BI-Fast ke depan.

Per 20 Maret 2023, ada 16 tambahan peserta BI-Fast yang masuk lewat gelombang VI yang terdiri dari 14 bank dan dua non bank. Sehingga total pesertanya saat ini sudah 122 yang mewakili 94% pangsa pasar pembayaran ritel.

Sejumlah bank mencatatkan pertumbuhan pesat transaksi transfer BI-Fast sepanjang tahun 2022 seiring biayanya yang lebih murah. BCA menjadi peserta dengan transaksi paling jumbo yakni mencapai 360 juta kali dengan volume Rp 1.1230 triliun.

Dari biaya Rp 2.500, BI hanya mengutip Rp 19 kepada peserta. Sedangkan Rp 2.481 akan menjadi pendapatan peserta yang jadi issuer atau pengirim.  

BCA berinvestasi sendiri dalam membangun connector yang menghubungkan ke infrastruktur BI-Fast. Dengan mengalihan total transaksi dengan biaya tadi, BCA meraup pendapatan Rp 893,1 miliar dari layanan BI-Fast. 

Bank Mandiri mencatatkan transaksi BI-Fast 250 juta kali tahun 2022 dengan volume Rp 750 triliun. Bank pelat merah ini juga berinvestasi sendiri sehingga perkiraan pendapatannya dari layanan itu tahun lalu mencapai sekitar Rp 620,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk