KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan berupaya keras dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Apalagi, di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah nampak melemah dalam beberapa waktu. Sebelumnya, per 17 Maret 2021, nilai tukar rupiah melemah 2,20% secara rerata dan 1,16% secara point to point dibandingkan dengan level Februari 2021. Dengan perkembangan tersebut, berarti dari akhir tahun 2020 hingga pertengahan bulan ini, rupiah mencatat depresiasi sekitar 2,62% year to date (ytd). Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan, gonjang-ganjing nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh peningkatan yield US Treasury dari 1,35% menjadi 1,61%. Pun seluruh dunia mengalami kenaikan yield di surat berharga mereka. Tak hanya itu, peningkatan yield dibarengi dengan makin perkasanya dolar Amerika Serikat (AS).
BI akan terus jaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan berupaya keras dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Apalagi, di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah nampak melemah dalam beberapa waktu. Sebelumnya, per 17 Maret 2021, nilai tukar rupiah melemah 2,20% secara rerata dan 1,16% secara point to point dibandingkan dengan level Februari 2021. Dengan perkembangan tersebut, berarti dari akhir tahun 2020 hingga pertengahan bulan ini, rupiah mencatat depresiasi sekitar 2,62% year to date (ytd). Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan, gonjang-ganjing nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh peningkatan yield US Treasury dari 1,35% menjadi 1,61%. Pun seluruh dunia mengalami kenaikan yield di surat berharga mereka. Tak hanya itu, peningkatan yield dibarengi dengan makin perkasanya dolar Amerika Serikat (AS).