JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengakui, likuiditas perbankan mengetat saat ini. Meskipun secara makro disebut-sebut Indonesia kebanjiran arus modal asing, tetapi kondisi di industri perbankan tidak demikian. "Meskipun secara makro likuiditas berlebih, tapi kalau dengar bankir mungkin berbeda. Beberapa bank mungkin mendapat tekanan likuiditas. Kondisi makro dan mikro tidak selalu sama," kata Darmin dalam pidatonya di acara ISEI Executive Seminar on Economics and Banking di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (3/2). Darmin menyatakan, kondisi ini akibat dari implementasi beberapa kebijakan BI yang mulai berlaku Maret 2011. Beberapa kebijakan itu misalnya penerapan giro wajib minimum (GWM) yang disesuaikan dengan rasio pengguanaan simpanan terhadap kredit (LDR), serta naiknya GWM valas dari 1% menjadi 5%. "Tapi ini memang kita rancang untuk menghadapi tekanan inflasi," kata Darmin.
BI akui likuditias perbankan ketat
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengakui, likuiditas perbankan mengetat saat ini. Meskipun secara makro disebut-sebut Indonesia kebanjiran arus modal asing, tetapi kondisi di industri perbankan tidak demikian. "Meskipun secara makro likuiditas berlebih, tapi kalau dengar bankir mungkin berbeda. Beberapa bank mungkin mendapat tekanan likuiditas. Kondisi makro dan mikro tidak selalu sama," kata Darmin dalam pidatonya di acara ISEI Executive Seminar on Economics and Banking di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (3/2). Darmin menyatakan, kondisi ini akibat dari implementasi beberapa kebijakan BI yang mulai berlaku Maret 2011. Beberapa kebijakan itu misalnya penerapan giro wajib minimum (GWM) yang disesuaikan dengan rasio pengguanaan simpanan terhadap kredit (LDR), serta naiknya GWM valas dari 1% menjadi 5%. "Tapi ini memang kita rancang untuk menghadapi tekanan inflasi," kata Darmin.