JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah tidak akan berlangsung lama kendati aliran dana asing ke pasar uang Indonesia masih tinggi. Prediksi BI berangkat dari sinyal yang diberikan oleh Amerika yang akan menyetujui kenaikan pagu utang negara sekaligus penghematan moneter. "Kalaupun ada, tidak akan secepat dulu," ungkap Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Senin (1/8). Hal tersebut disampaikan Darmin menanggapi penguatan rupiah yang sudah mencapai ke level Rp 8.400 - Rp 8.500. Sekadar catatan, pagi ini rupiah sempat menguat 0,3% ke level Rp 8.487 per dolar AS. Sementara itu, akhir pekan lalu rupiah sempat bertengger di level Rp 8.476 per dolar AS atau level terkuat sejak Maret 2004. "Kemarin itu bisa tembus benar-benar pengaruh keresahan pasar. Kekhawatiran kalau sampai kesepakatan soal debt deal di Amerika Serikat gagal terjadi. Dollar AS jadi jatuh," jelas Darmin, Senin (1/8).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI: Amerika positif, rupiah tak akan sekuat sebelumnya
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah tidak akan berlangsung lama kendati aliran dana asing ke pasar uang Indonesia masih tinggi. Prediksi BI berangkat dari sinyal yang diberikan oleh Amerika yang akan menyetujui kenaikan pagu utang negara sekaligus penghematan moneter. "Kalaupun ada, tidak akan secepat dulu," ungkap Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Senin (1/8). Hal tersebut disampaikan Darmin menanggapi penguatan rupiah yang sudah mencapai ke level Rp 8.400 - Rp 8.500. Sekadar catatan, pagi ini rupiah sempat menguat 0,3% ke level Rp 8.487 per dolar AS. Sementara itu, akhir pekan lalu rupiah sempat bertengger di level Rp 8.476 per dolar AS atau level terkuat sejak Maret 2004. "Kemarin itu bisa tembus benar-benar pengaruh keresahan pasar. Kekhawatiran kalau sampai kesepakatan soal debt deal di Amerika Serikat gagal terjadi. Dollar AS jadi jatuh," jelas Darmin, Senin (1/8).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News