JAKARTA. Pekan lalu Bank Indonesia (BI) menerbitkan revisi aturan pembelian valuta asing. Berdasarkan aturan itu, regulator melarang transaksi spot pembelian valas melalui ATM dan membolehkan pembelian dollar Amerika Serikat (US$) untuk memenuhi kebutuhan valas yang tidak tersedia di pasar uang. BI juga mengurangi beban bank, dengan membolehkan bank tidak menyimpan fotokopi dokumen transaksi valas di atas US$ 100.000. Yang paling substansial dari beleid anyar itu, BI menghapus underlying penempatan valas dalam simpanan untuk transaksi di atas US$ 100.000 per bulan. BI hanya memperbolehkan transaksi di atas US$ 100.000 menggunakan underlying kegiatan riil. BI meluncurkan aturan ini untuk menjaga nilai tukar rupiah seiring dengan meningkatnya jumlah tabungan valas di perbankan. Saat ini ekonomi Amerika Serikat dan Eropa sudah menunjukkan perbaikan. Mata uang kedua kawasan tersebut dikhawatirkan menguat seiring meningkatnya permintaan dollar maupun euro. Rupiah bisa melemah. Nah, bila itu terjadi, dan nasabah yang memiliki simpanan di atas US$ 100.000 mencairkan dana mereka, mata uang garuda akan terpuruk.
BI atur ulang valas untuk kendalikan nilai tukar
JAKARTA. Pekan lalu Bank Indonesia (BI) menerbitkan revisi aturan pembelian valuta asing. Berdasarkan aturan itu, regulator melarang transaksi spot pembelian valas melalui ATM dan membolehkan pembelian dollar Amerika Serikat (US$) untuk memenuhi kebutuhan valas yang tidak tersedia di pasar uang. BI juga mengurangi beban bank, dengan membolehkan bank tidak menyimpan fotokopi dokumen transaksi valas di atas US$ 100.000. Yang paling substansial dari beleid anyar itu, BI menghapus underlying penempatan valas dalam simpanan untuk transaksi di atas US$ 100.000 per bulan. BI hanya memperbolehkan transaksi di atas US$ 100.000 menggunakan underlying kegiatan riil. BI meluncurkan aturan ini untuk menjaga nilai tukar rupiah seiring dengan meningkatnya jumlah tabungan valas di perbankan. Saat ini ekonomi Amerika Serikat dan Eropa sudah menunjukkan perbaikan. Mata uang kedua kawasan tersebut dikhawatirkan menguat seiring meningkatnya permintaan dollar maupun euro. Rupiah bisa melemah. Nah, bila itu terjadi, dan nasabah yang memiliki simpanan di atas US$ 100.000 mencairkan dana mereka, mata uang garuda akan terpuruk.