KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku belum cukup puas dengan posisi suku bunga kredit perbankan yang ada saat ini. Sebabnya, BI sejak Juni 2019 lalu sudah memangkas bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (7DRRR) sebesar 225 basis poin ke level 3,5%. Namun, bunga kredit perbankan masih cukup jumbo. Padahal, dalam situasi pandemi Covid-19 daya beli dan kemampuan membayar masyarakat sedang melemah. "Suku bunga kredit masih sangat rigid (kaku) ini kelihatan spreadnya sangat meningkat. Justru mengalami pelebaran. Artinya bank-bank mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih di saat seperti ini," ujar Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Juda Agung dalam Video Conference, Senin (22/2). Dia juga menambahkan, untuk bunga deposito perbankan sejatinya sudah turun mengikuti penurunan bunga acuan. Hanya saja, transmisi penurunan bunga kredit jauh lebih lambat.
BI belum puas dengan posisi suku bunga kredit perbankan yang ada saat ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku belum cukup puas dengan posisi suku bunga kredit perbankan yang ada saat ini. Sebabnya, BI sejak Juni 2019 lalu sudah memangkas bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (7DRRR) sebesar 225 basis poin ke level 3,5%. Namun, bunga kredit perbankan masih cukup jumbo. Padahal, dalam situasi pandemi Covid-19 daya beli dan kemampuan membayar masyarakat sedang melemah. "Suku bunga kredit masih sangat rigid (kaku) ini kelihatan spreadnya sangat meningkat. Justru mengalami pelebaran. Artinya bank-bank mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih di saat seperti ini," ujar Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Juda Agung dalam Video Conference, Senin (22/2). Dia juga menambahkan, untuk bunga deposito perbankan sejatinya sudah turun mengikuti penurunan bunga acuan. Hanya saja, transmisi penurunan bunga kredit jauh lebih lambat.