BI belum tau rencana Mitsubishi caplok BTPN



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku belum mengetahui rencana Mitsubishi UFJ untuk mencaplok saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dari TPG Capital senilai US$ 1,6 miliar.

"Kami belum tahu atas rencana tersebut," aku Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah kepada KONTAN, Kamis (7/3). Sebelumnya, dua sumber Bloomberg yang namanya tak mau disebut menyampaikan, Mitsubishi UFJ akan membeli saham BTPN dari TPG Capital senilai US$ 1,6 miliar. Sang sumber juga menjelaskan, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFH, sudah memberitahukan rencana mereka kepada TPG terkait pembelian saham tersebut. Meski demikian, itu bukan pembicaraan formal. Sumber lain membisikkan, saat ini, TPG yang menginvestasikan dananya di BTPN pada tahun 2007, belum memutuskan apa yang akan dilakukan atas kepemilikan sahamnya dan saat ini mempertimbangkan sejumlah opsi termasuk melakukan public offering saham tersebut. Selain itu, lanjut si sumber, investor potensial lain sepertinya harus menunggu hingga pemerintah Indonesia memutuskan tentang aturan terkait pengambilalihan PT Bank Danamon Indonesia oleh DBS Group Holdings Ltd yang bernilai US$ 6,8 miliar.

Akuisisi tersebut, nilai terbesar untuk perbankan Indonesia, telah diumumkan pada April 2012 dan tertunda hingga saat ini karena tersandung peraturan mengenai kepemilikan asing. Jika kabar itu benar adanya, maka pembelian seluruh saham BTPN milik TPG akan menjadi investasi terbesar pada perbankan Indonesia setelah Bank Danamon. Selain Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, ada sejumlah bank lain dari Jepang dan sejumlah negara di Asia Tenggara yang juga tertarik untuk membeli saham BTPN. Namun, sumber tersebut tidak menyebutkan nama perusahaan yang berminat itu. Ketika dikonfirmasi masalah ini, Yuji Okumura, Juru Bicara Mitsubishi UFJ, dan Juru Bicara TBG Siobhan Zheng menolak memberikan komentar Informasi saja, tahun kemarin, kredit BTPN tumbuh 28% dari Rp 30,3 triliun pada 2011 jadi Rp 38,3 triliun di 2012. Kemudian, melalui program BTPN Sinaya, Dana Pihak Ketiga (DPK) bertumbuh 27% dari Rp 35,6 triliun di 2011 menjadi Rp 45,1 triliun di 2012.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: