JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengklaim, tak ada penambahan jumlah uang palsu selama tahun ini. Namun, BI tetap berniat menekan peredaran jumlah uang palsu dengan cara menambah fitur pengamanan di pecahan uang yang baru. Deputi Gubernur BI Budi Rochadi mengatakan, di tahun 2009 ini, “Rasio uang palsu yang beredar di masyarakat tahun ini masih tetap sama dengan rasio di tahun-tahun yang lalu, yaitu tujuh sampai delapan bilyet per satu juta bilyet,” ungkap Budi, akhir pekan lalu. Nilai uang yang beredar di masyarakat per akhir bulan Februari 2009 mencapai angka Rp 225, 49 triliun. Perinciannya, uang kertas yang beredar mencapai Rp 222, 61 triliun, sedangkan uang logam yang beredar sebesar Rp 2,87 triliun. Dari jumlah tersebut, rasio temuan uang palsu terhadap uang kertas yang diedarkan hanya 0,00000138%. Artinya, nilai uang palsu yang berhasil terungkap hanya Rp 306,604 juta. BI sempat mengkhawatirkan peredaran uang palsu meningkat menjelang kegiatan pemilihan umum (Pemilu). "Tetapi ternyata selama pemilu tidak ada perubahan rasio uang palsu yang beredar,” kata dia. Karena itu, bank sentral optimistis, rasio peredaran uang palsu juga tidak berubah menjelang bulan puasa dan perayaan Lebaran. Namun demikian, BI tidak mungkin menghilangkan peredaran uang palsu di Indonesia.
BI Berniat Tekan Peredaran Uang Palsu
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengklaim, tak ada penambahan jumlah uang palsu selama tahun ini. Namun, BI tetap berniat menekan peredaran jumlah uang palsu dengan cara menambah fitur pengamanan di pecahan uang yang baru. Deputi Gubernur BI Budi Rochadi mengatakan, di tahun 2009 ini, “Rasio uang palsu yang beredar di masyarakat tahun ini masih tetap sama dengan rasio di tahun-tahun yang lalu, yaitu tujuh sampai delapan bilyet per satu juta bilyet,” ungkap Budi, akhir pekan lalu. Nilai uang yang beredar di masyarakat per akhir bulan Februari 2009 mencapai angka Rp 225, 49 triliun. Perinciannya, uang kertas yang beredar mencapai Rp 222, 61 triliun, sedangkan uang logam yang beredar sebesar Rp 2,87 triliun. Dari jumlah tersebut, rasio temuan uang palsu terhadap uang kertas yang diedarkan hanya 0,00000138%. Artinya, nilai uang palsu yang berhasil terungkap hanya Rp 306,604 juta. BI sempat mengkhawatirkan peredaran uang palsu meningkat menjelang kegiatan pemilihan umum (Pemilu). "Tetapi ternyata selama pemilu tidak ada perubahan rasio uang palsu yang beredar,” kata dia. Karena itu, bank sentral optimistis, rasio peredaran uang palsu juga tidak berubah menjelang bulan puasa dan perayaan Lebaran. Namun demikian, BI tidak mungkin menghilangkan peredaran uang palsu di Indonesia.