JAKARTA. Aliran modal asing ke pasar negara-negara berkembang bakal semakin kencang jika The Fed menyuntikkan likuiditas November nanti. Untuk menahan dampak negatif aliran modal asing (capital inflow), bukan tidak mungkin Bank Indonesia (BI) memperpanjang masa wajib pegang Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kemungkinan lain, BI menerapkan pajak transaksi terhadap dana asing yang masuk ke pasar keuangan. Itulah prediksi Kepala Ekonom Deutsche Bank Singapura Taimur Baig dan sejumlah ekonom di Indonesia. "Kemungkinan perubahan kebijakan ini bisa terjadi begitu regulator AS mengumumkan kebijakan quantitative easing," ujar Baig dalam laporannya, Rabu (27/10). Sayang, BI belum dapat memastikan kemungkinan tersebut. Perry Warjiyo, Direktur Riset dan Moneter BI, menilai, Indonesia justru harus bisa memanfaatkan tingginya ekses likuiditas dan persepsi positif investor asing terhadap Indonesia.
BI bisa terapkan pajak atau menahan dana panas
JAKARTA. Aliran modal asing ke pasar negara-negara berkembang bakal semakin kencang jika The Fed menyuntikkan likuiditas November nanti. Untuk menahan dampak negatif aliran modal asing (capital inflow), bukan tidak mungkin Bank Indonesia (BI) memperpanjang masa wajib pegang Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kemungkinan lain, BI menerapkan pajak transaksi terhadap dana asing yang masuk ke pasar keuangan. Itulah prediksi Kepala Ekonom Deutsche Bank Singapura Taimur Baig dan sejumlah ekonom di Indonesia. "Kemungkinan perubahan kebijakan ini bisa terjadi begitu regulator AS mengumumkan kebijakan quantitative easing," ujar Baig dalam laporannya, Rabu (27/10). Sayang, BI belum dapat memastikan kemungkinan tersebut. Perry Warjiyo, Direktur Riset dan Moneter BI, menilai, Indonesia justru harus bisa memanfaatkan tingginya ekses likuiditas dan persepsi positif investor asing terhadap Indonesia.