JAKARTA. Tingkat bunga kredit yang ditawarkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sejauh ini dinilai masih mencekik debitur perbankan. Rata-rata BPR membanderol bunga kredit UMKM di kisaran 30% ke atas. Masih tingginya biaya operasional alias overhead cost BPR menjadi penyebab utama mengapa bunga kredit bank kelas teri ini masih begitu tinggi. "Karena penyaluran kreditnya hati-hati, maka biaya monitoring jadi mahal akhirnya overhead cost juga mahal," ungkap Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia yang membawahi bidang pengawasan perbankan, di Jakarta, Rabu hari ini (7/12). Halim menilai, BPR sejatinya mampu memberikan bunga kredit di kisaran 22%-26%. "Inilah suku bunga yang layak dan sudah teruji," ujar Halim.
BI: Bunga kredit BPR masih mencekik
JAKARTA. Tingkat bunga kredit yang ditawarkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sejauh ini dinilai masih mencekik debitur perbankan. Rata-rata BPR membanderol bunga kredit UMKM di kisaran 30% ke atas. Masih tingginya biaya operasional alias overhead cost BPR menjadi penyebab utama mengapa bunga kredit bank kelas teri ini masih begitu tinggi. "Karena penyaluran kreditnya hati-hati, maka biaya monitoring jadi mahal akhirnya overhead cost juga mahal," ungkap Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia yang membawahi bidang pengawasan perbankan, di Jakarta, Rabu hari ini (7/12). Halim menilai, BPR sejatinya mampu memberikan bunga kredit di kisaran 22%-26%. "Inilah suku bunga yang layak dan sudah teruji," ujar Halim.