BI Catat Himpunan DPK Perbankan Capai Rp 7.929,5 Triliun pada Penghujung 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencermati penghimpunan dana pihak (DPK) tetap kencang di sepanjang tahun lalu. Analisis Uang Beredar BI mencatatkan DPK perbankan tumbuh 9,3% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 7.929,5 triliun per Desember 2022.

Kinerja ini ditopang oleh giro yang tumbuh 21,1% YoY menjadi Rp 2.430,0 triliun pada tahun lalu. Lalu, tabungan naik 7,4% menjadi Rp 2.635,9 triliun.

"Sedangkan deposito naik 2,6% YoY menjadi Rp 2.863,6 triliun di 2022. Ini sejalan dengan perkembangan suku bunga simpanan berjangka," mengutip laporan BI pada Selasa (24/1). 


Menariknya, DPK valas perbankan mampu tumbuh 20,8% YoY dari Rp 1.187,0 triliun pada tahun lalu. Sedangkan DPK rupiah tumbuh 7,5% menjadi Rp 6.742,5 triliun pada penutupan 2022. 

Baca Juga: Penyaluran KUR BRI Capai Rp 252,38 Triliun di Tahun 2022

Himpunan DPK ini mampu mendukung penyaluran kredit perbankan ke sektor riil. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, perbaikan intermediasi bank ini didukung isi penawaran kredit sejalan likuiditas memadai, suku bunga kredit masih rendah, dan risk appetite yang semakin meningkat.

Perry menambahkan, permintaan kredit tahun ini juga masih tinggi seiring peningkatan permintaan dari segmen rumah tangga dan korporasi yang terus membaik.  Ia memastikan BI akan lanjutkan kebijakan yang akomodatif terutama ke sektor-sektor yang belum pulih, UMKM, KUR, dan pembiayaan hijau dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.  

“Dengan perkembangan itu, seiring dengan sinergi yang erat antara otoritas sektor keuangan dan dunia usaha. Maka kredit di 2023 akan berada di kisaran 10%-12% secara tahunan,” ujar Perry. 

Asal tahu saja, fungsi intermediasi perbankan berhasil meningkat di sepanjang 2022. BI  mencatatkan kredit perbankan tumbuh 11,35% secara tahunan hingga Desember 2022.  

Baca Juga: Sepanjang Tahun Lalu, Nilai Transaksi BRImo Capai Rp 2.669 Triliun

Perry menyatakan pertumbuhan kredit itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang hanya naik 5,24%. Ia menjelaskan peningkatan kredit pada tahun lalu terjadi merata di seluruh sektor ekonomi dan jenis kredit.

“Terutama kredit investasi dan modal kerja. Pemulihan intermediasi juga terjadi di bank syariah, dengan pembiayaan bahkan tumbuh lebih tinggi 20,1% secara tahunan di Desember 2022. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang naik 6,6%,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi