BI Catat Neraca Pembayaran Indonesia Berbalik Surplus pada Kuartal III-2024



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyampaikan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2924 mencatatkan surplus. Padahal pada kuartal sebelumnya NPI masih mencatatkan defisit US$ 0,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I-2024 dengan defisit sebesar US$ 6,0 miliar.

Meski begitu, Gubernur BI, Perry Warjiyo, belum menyebutkan angka surplus NPI tersebut. Ia membeberkan, surplus NPI pada kuartal III-2024 ditopang rendahnya defisit transaksi berjalan seiring kinerja positif neraca perdagangan, dan kenaikan surplus transaksi modal dan finansial.

Secara keseluruhan, BI memproyeksi NPI 2024 tetap baik seiring dengan berlanjutnya surplus neraca transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing dan terjaganya defisit transaksi berjalan dalam kisaran rendah sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari produk domestik bruto (PDB).


Baca Juga: Neraca Perdagangan Indonesia Diperkirakan Surplus US$2,5 Miliar di September 2024

“Prospek NPI yang tetap baik diperkirakan berlanjut pada 2025 didukung oleh aliran masuk modal asing dan defisit transaksi berjalan yang terjaga,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (20/11).

Adapun BI mencatat, pada kuartal IV 2024, surplus neraca perdagangan masih terus berlanjut, tercatat pada Oktober 2024 sebesar US$ 2,5 miliar. Surplus neraca perdagangan Indonesia tersebut didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas.

Namun demikian,  Perry menyebut ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat mendorong terjadinya aliran modal keluar investasi portofolio pada November 2024 atau hingga 18 November 2024 yang tercatat net outflows sebesar US$ 1,9 miliar, setelah pada Oktober 2024 tercatat net inflows sebesar US$ 1,1 miliar.

Baca Juga: Juni 2024, Neraca Perdagangan Indonesia Diperkirakan Surplus tapi Menyusut

Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2024 tercatat tinggi sebesar US$ 151,2 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli