KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menaikkan lagi suku bunga acuan 7-day reverse repo rate untuk kedua kalinya pada tahun ini sebesar 25 bps setelah beberapa waktu lalu menaikkan 25 bps. Hal ini untuk merespon gejolak dari global. Meski begitu, dalam saat yang bersamaan, BI tengah menyiapkan kebijakan makroprudensial melalui relaksasi rasio pinjaman atau kredit terhadap nilai agunan (loan to value atau LTV) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski demikian demand dari masyarakat masih cenderung lemah. Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi mengatakan, permintaan kredit masih belum kuat karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih tertekan. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjalankan kebijakan fiskal yang fokus pada daya beli.
BI cenderung ketat, pemerintah perlu prioritaskan daya beli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menaikkan lagi suku bunga acuan 7-day reverse repo rate untuk kedua kalinya pada tahun ini sebesar 25 bps setelah beberapa waktu lalu menaikkan 25 bps. Hal ini untuk merespon gejolak dari global. Meski begitu, dalam saat yang bersamaan, BI tengah menyiapkan kebijakan makroprudensial melalui relaksasi rasio pinjaman atau kredit terhadap nilai agunan (loan to value atau LTV) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski demikian demand dari masyarakat masih cenderung lemah. Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi mengatakan, permintaan kredit masih belum kuat karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih tertekan. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjalankan kebijakan fiskal yang fokus pada daya beli.