JAKARTA. Para pelaku pasar keuangan di seluruh dunia boleh jadi kini tengah bersiap-siap menerapkan strategi khusus menghadapi perdagangan di hari Senin, esok. Setelah dihantam bertubi-tubi di penghujung pekan lalu, bursa saham bakal memasuki pekan baru dengan kabar buruk dari Amerika Serikat (AS) yakni pemangkasan peringkat mereka oleh lembaga pemeringkat Standar&Poor's. Kecemasan pun merebak. Hartadi Agus Sarwono, Deputi Gubernur Bank Indonesia, menegaskan, Indonesia tidak perlu berlebihan mengkhawatirkan perkembangan kondisi perekonomian global terakhir. Hartadi menilai, Indonesia sejauh ini masih memiliki ketahanan ekonomi cukup tinggi untuk menghadapi guncangan-guncangan eksternal. "Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi kita yang cukup tinggi, ditunjang oleh ekspor dan investasi," jelasnya dalam pesan singkat kepada KONTAN, Minggu (7/8). BI mencatat, neraca pembayaran Indonesia masih cukup sehat dan menyumbang peningkatan cadangan devisa. Nilai cadev RI saat ini di atas US$ 123 miliar. "Ini makin menambah kepercayaan investor bahwa bank sentral akan dapat memanajemen fluktuasi dengan baik," kata dia. Di sisi lain, kondisi fiskal menurut pengamatannya juga dalam keadaan baik. Maka itu, Hartadi meyakini invetsor tetap percaya pada obligasi Pemerintah Indonesia alias surat berharga negara (SBN). Dus, kendati terjadi penjualan SBN, hal itu masih dalam jumlah yang terbatas.
BI dan Pemerintah menyiapkan langkah stabilisasi perekonomian
JAKARTA. Para pelaku pasar keuangan di seluruh dunia boleh jadi kini tengah bersiap-siap menerapkan strategi khusus menghadapi perdagangan di hari Senin, esok. Setelah dihantam bertubi-tubi di penghujung pekan lalu, bursa saham bakal memasuki pekan baru dengan kabar buruk dari Amerika Serikat (AS) yakni pemangkasan peringkat mereka oleh lembaga pemeringkat Standar&Poor's. Kecemasan pun merebak. Hartadi Agus Sarwono, Deputi Gubernur Bank Indonesia, menegaskan, Indonesia tidak perlu berlebihan mengkhawatirkan perkembangan kondisi perekonomian global terakhir. Hartadi menilai, Indonesia sejauh ini masih memiliki ketahanan ekonomi cukup tinggi untuk menghadapi guncangan-guncangan eksternal. "Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi kita yang cukup tinggi, ditunjang oleh ekspor dan investasi," jelasnya dalam pesan singkat kepada KONTAN, Minggu (7/8). BI mencatat, neraca pembayaran Indonesia masih cukup sehat dan menyumbang peningkatan cadangan devisa. Nilai cadev RI saat ini di atas US$ 123 miliar. "Ini makin menambah kepercayaan investor bahwa bank sentral akan dapat memanajemen fluktuasi dengan baik," kata dia. Di sisi lain, kondisi fiskal menurut pengamatannya juga dalam keadaan baik. Maka itu, Hartadi meyakini invetsor tetap percaya pada obligasi Pemerintah Indonesia alias surat berharga negara (SBN). Dus, kendati terjadi penjualan SBN, hal itu masih dalam jumlah yang terbatas.