JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan Indonesia masih memiliki ruang fiskal dan moneter (fiscal and monetary space) yang cukup untuk menopang perekonomian di tengah krisis ekonomi global. Bahkan, BI menyebutkan defisit anggaran masih berpeluang dinaikkan lagi sekitar 0,5% - 1% dari produk domestik bruto (PDB) untuk menstimulus perekonomian. Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, negara-negara maju sulit mengantisipasi krisis yang melanda ekonomi mereka. Ia mencontohkan, Amerika Serikat (AS), yang tak punya ruang fiskal cukup untuk menstimulus ekonominya. Sebab, defisit anggarannya besar dan rasio utang terhadap PDB sudah lebih dari 100%. Dus, AS hanya bertumpu pada kebijakan fiskal lewat quantitative easing. Kondisi kurang beruntung bahkan dialami negara-negara Uni Eropa. Jika AS masih memiliki ruang moneter, Uni Eropa bahkan tak punya ruang fiskal dan moneter yang cukup untuk bisa mengantisipasi krisis.
BI: Defisit anggaran bisa dikerek 0,5%-1% PDB
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan Indonesia masih memiliki ruang fiskal dan moneter (fiscal and monetary space) yang cukup untuk menopang perekonomian di tengah krisis ekonomi global. Bahkan, BI menyebutkan defisit anggaran masih berpeluang dinaikkan lagi sekitar 0,5% - 1% dari produk domestik bruto (PDB) untuk menstimulus perekonomian. Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, negara-negara maju sulit mengantisipasi krisis yang melanda ekonomi mereka. Ia mencontohkan, Amerika Serikat (AS), yang tak punya ruang fiskal cukup untuk menstimulus ekonominya. Sebab, defisit anggarannya besar dan rasio utang terhadap PDB sudah lebih dari 100%. Dus, AS hanya bertumpu pada kebijakan fiskal lewat quantitative easing. Kondisi kurang beruntung bahkan dialami negara-negara Uni Eropa. Jika AS masih memiliki ruang moneter, Uni Eropa bahkan tak punya ruang fiskal dan moneter yang cukup untuk bisa mengantisipasi krisis.