BI: Defisit transaksi berjalan bisa tembus US$ 8 M



JAKARTA. Triwulan II memang menjadi momok bagi kondisi fundamental perekonomian, terutama bagi neraca transaksi berjalan. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada periode kedua tahun ini bisa menembus US$ 8 miliar.

"Seperti biasa triwulan II akan ada pembesaran dan itu bisa terjadi dua kali lipat," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo usai rapat Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta, Kamis (5/6).

Pada triwulan I 2014 defisit transaksi berjalan sebesar US$ 4,19 miliar atau sebesar 2,06% dari PDB. Agus berharap defisit transaksi berjalan pada triwulan II tahun ini tidak akan setinggi tahun lalu yang mencapai US$ 10,13 miliar atau 4,47% dari PDB.


Kondisi defisit yang membengkak pada triwulan II ini memang sesuai musimannya, di mana terjadi pembayaran utang jatuh tempo, repatriasi aset dan impor yang kembali aktif. Hingga akhir tahun BI memperkirakan defisit transaksi berjalan akan sebesar US$ 25 miliar.

Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan jumlah defisit hingga akhir tahun tersebut lebih rendah dibanding keseluruhan defisit 2013 yang sebesar US$ 29 miliar. Ini sejalan dengan reformasi struktural yang telah dijalankan BI dan pemerintah.

Tentu untuk bisa menurunkan defisit, kinerja ekspor harus bisa didorong untuk kembali membaik. Salah satunya dari ekspor mineral mentah olahan yang diharapkan bisa mulai terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa